SADIS: Sepulang dari Daerah Terpencil, Suami Ini Temukan Istri yang Hamil 4 Bulan dan 2 Anaknya Tewas Dibantai

Senin, 21 September 2015 – 19:19 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Youtube.com

jpnn.com - TELUK BINTUNI - Guru sekolah dasar, Yulius Hermanto, asal Toraja Sulawesi Selatan yang tinggal di Distrik Sibena, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, harus kehilangan istrinya Frelly Dian Sari (26 tahun) yang sedang hamil 4 bulan. Bahkan dua anaknya, Cicilia Putri Natalia (6,8 tahun) dan Andika Wirata (2 tahun) juga tewas dibunuh.

Hal itu diungkapakan Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) di Jakarta, Frederik Batong, Senin (21/9).

BACA JUGA: Dua WNI Korban Penculikan Di PNG Lebih Banyak Diam, Kenapa Kawan?

Menurut Frederik, kasus pembunuhan itu diduga terjadi pada tanggal 25 Agustus 2015. Ia mengungkapkan, Yulius Hermanto baru pulang mengajar pada tanggal 27 Agustus 2015.

“Setelah dua hari mengajar di pulau terpencil yang ditempuh sekitar 5 jam perjalanan dengan perahu, saat Yulius sampai di rumahnya, dia sudah menemui istri dan dua anaknya jadi mayat,” kata Frederik Batong.

BACA JUGA: Kabar Terbaru! Army Papua Nugini Periksa Sejumlah Orang Terkait Penculikan WNI

Frelly dan dua anaknya sebagaimana yang diceritakan Frederik menderita luka bacokan benda tajam. “Bahkan, Frelly tewas mengenaskan karena (...maaf) ditusuk-tusuk dengan benda tajam dan diduga sebelum dibunuh mengalami kekerasan seksual lebih dulu, Sedangkan anaknya pun digorok,” ucap Frederik.

Namun, dia mengungkapkan keprihatinannya karena hingga saat ini belum ada tanda-tanda dari kepolisian setempat untuk serius mengusut kasus pembantaian sadis itu.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Perampok di Wilayah Jabodetabek Ini Akhirnya Ditangkap

“Kasus ini merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Karena itu, PMTI sangat menyesalkan penanganannya berlarut-larut, bahkan terkesan terabaikan oleh aparat penegak hukum,” tegasnya.

Kasus ini, lanjut Frederik, menambah deretan kejahatan terhadap perempuan dan anak-anak di Tanah Air. Apalagi suaminya seorang guru yang telah lama mengabdi di pedalaman Papua Barat sebagai bagian dari NKRI, jauh lebih sadis, bahkan biadab dari kasus-kasus sebelumnya,” pinta Frederik Batong.

Dia jelaskan, PMTI terpaksa membeberkan kasus ini di Jakarta karena merasa terpanggil atas kejadian yang dialami oleh warganya yang berada di Papua.

“Kami tidak bermaksud mengintervensi hukum, tapi terpanggil untuk membeberkan kasus ini di pusat kekuasaan agar segera ditangani oleh kepolisian,” tegasnya.

Selain itu, PMTI juga mendesak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dan Komisi Nasional Perempuan Antikekerasan segera membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus pembunuhan wanita hamil dan dua anak sekaligus.

“Ini tindakan biadab dan sangat memilukan hati. Yulius Hermanto yang sudah mengabdikan diri dan seluruh hidupnya untuk tugas-tugas mulia di daerah pelosok Teluk Bintuni (Papua Barat), harus dibayar dengan pembantaian istrinya yang sedang hamil dan dua anaknya,” katanya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diberi Mantra, Simsalabim... Daun Berubah Jadi Uang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler