Sadis ! Suami Hajar Istri Hingga Babak Belur Karena Ditegur Sibuk Main HP

Senin, 27 Mei 2019 – 12:47 WIB
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan. Foto : Guardian

jpnn.com, SURABAYA - Seorang ibu berinisial OTV sangat marah saat melihat suaminya, Rudi Kosdianto, sibuk bermain HP. Sementara itu, anaknya dibiarkan bermain asbak.

Kemarahan tersebut justru membuat Rudi naik pitam dan menghajar OTV. Korban lalu melaporkan Rudi ke polisi.

BACA JUGA: Istri Menolak Diajak Begituan, Suami Berubah jadi Kejam

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tersebut terjadi awal Mei lalu. Korban dan pelaku tinggal satu kos.

BACA JUGA : Suami Hajar Istri Hamil Tujuh Bulan Lantaran Dilarang Nonton Video Panas

BACA JUGA: Suami Ngebet Begituan, Istri Beralasan Anak Belum Tidur, Mengerikan

 

Saat itu korban sedang menyiapkan air panas untuk mandi anaknya. Dia meminta Rudi menjaga buah hatinya.

BACA JUGA: Pengin Begituan Tetapi Ditolak Istri, Suami Pilih Main Tangan

Namun, bukannya memperhatikan, Rudi malah sibuk bermain handphone (HP). Rudi tak tahu anaknya sedang bermain asbak dengan belasan putung rokok di dalamya.

Setelah keluar dari dapur, korban kaget. Sebab, mulut sang anak dipenuhi putung rokok.

OTV pun marah. Apalagi ketika dia melihat sang suami tidak memerhatikan anaknya dan justru fokus dengan ponsel.

BACA JUGA : Noval Hajar Istrinya yang sedang Hamil, Penyebabnya Sepele

 

Korban meminta suaminya memindahkan asbak dan membuang putung rokoknya ke tempat sampah.

"Korban minta tolong dengan nada tinggi karena masih emosi," ujar Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni.

Ruth mengatakan, bukannya merasa bersalah, Rudi malah emosi lantaran ditegur korban. Bahkan, dia tega menganiaya istrinya.

Rudi ke dapur dan menarik kaus korban hingga sobek. Dia menyeret istrinya itu sampai ke ruang tamu.

Tidak puas dengan tindakan tersebut, Rudi memukuli wajah dan kepala korban berkali-kali.

BACA JUGA : Lauk Jatuh ke Kasur, Suami Hajar Istri

 

Akibatnya, korban mengalami luka lebam di wajah, mata kiri, dan kepala sebelah kanan. "Korban membuat laporan, ya kami tindak lanjuti," ucap Ruth.

Setelah laporan masuk, penyidik melayangkan surat panggilan. Korban mendapat giliran diperiksa lebih dulu. Sepekan kemudian, baru suaminya yang diperiksa.

"Kami beri imbauan agar menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan. Keduanya masih saling sayang kok," katanya.

Nah, pada Minggu ketiga, tepatnya Jumat (24/5), korban mendatangi penyidik unit PPA bersama suaminya.

Padahal, tidak ada jadwal pemeriksaan saat itu. Menurut Ruth, korban datang bukan untuk diperiksa penyidik. Korban mencabut laporan yang dibuatnya.

Mantan Perwira Unit (Panit) Reskrim Polsek Wonokromo tersebut menyatakan, kasus KDRT, khususnya yang melibatkan suami istri, selalu berujung perceraian.

Tidak sedikit yang menyesal setelah laporan diproses sampai ke kejaksaan. "Itu yang tidak aku suka. Jangan sampai rumah tangga bubar hanya karena kesalahpahaman kecil," jelasnya.

Karena itu, Ruth menyarankan agar keduanya saling berdamai. Ternyata, korban mau memaafkan perbuatan sang suami dan mencabut laporannya.

"Suaminya sudah menyesal karena tidak mau berhadapan dengan polisi lagi. Kita hanya bisa berdoa agar (KDRT, Red) tidak terjadi lagi," kata polisi dengan tiga balok di pundak tersebut. (adi/c20/eko/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Serahkan Uang Gadai, Istri Siri Dihajar Agus


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler