Sadis... Tangan Kiri Menenteng Kepala, Tangan Kanan Membawa Parang

Minggu, 10 Mei 2015 – 05:55 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - KOTAMOBAGU - Terdiam seribu bahasa. Puluhan warga Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Kotamobagu Barat, Manado, hanya bisa menyaksikan. Salah seorang warganya membuat heboh. Tangan kiri menenteng kepala dan tangan kanan membawa parang, sembari keliling kampung hingga memamerkan aksinya di jalan raya. 

Ya, dia adalah Ham alias HP (35). Sabtu (9/5) sekira pukul 08.00 baru saja menghabisi tetangganya sendiri, Janna Modeong (48), hingga tewas mengenaskan. Tangan kirinya putus, usus terburai, dan paling sadis kepalanya dipenggal. 

BACA JUGA: Maling HP Diciduk saat Tidur Bareng Istri

Polisi hingga saat ini sebatas menduga, aksi sadis yang dilakukan pelaku ada kaitannya dengan kematian adik iparnya (Anton, red). Beberapa informasi diperoleh, pelaku menduga kematian adik iparnya akibat perbuatan korban menggunakan ilmu santet.

Kejadian ini terbilang pertama kali terjadi di Kotamobagu. Awalnya, korban bersama lima warga lainnya sedang membantu persiapan acara takziah (tiga malam) kematian Anton Potabuga, yang tidak lain adik ipar pelaku. 

BACA JUGA: Truk Bermuatan 66 Ton Pupuk Dibajak

Korban dan lima warga lainnya sedang berada di belakang rumah yang dijadikan dapur sementara. Korban, pelaku, dan beberapa tetangga pun asik bercerita. Seperti tidak ada persoalan. Tiba-tiba, arah pembicaraan mulai lari ke sebab kematian adik ipar pelaku.    

Dari pembicaraan itu, sempat terucap dugaan santet. Saat itulah pelaku berubah. Seperti dirasuki roh halus, langsung mencabut parang yang diikat di pinggang kirinya. Korban saat itu sedang berjongkok membelakangi pelaku karena membetulkan selang air.

BACA JUGA: Bayi Masih Berlumur Darah Dibuang di Kebun Kacang

Dari arah belakang, pelaku langsung menyerang korban yang mengenai bagian leher belakang. Korban sempat merespon dengan tangkisanyang menyebabkan tangan kiri putus. Pelaku juga menebas bagian perut hingga usus terburai. Kemudian kembali menebas leher korban hingga putus. 

Tak sampai di situ saja. Pelaku dengan tangan penuh darah mengarak kepala korban hingga ke jalan raya. Ia mempertontonkan aksinya. Bahkan, dari saksi menyebutkan sesekali pelaku meminum tetesan darah dari kepala korban. Menghebohkan, karena jalan raya Mongkonai ini termasuk jalur padat. Ini merupakan jalan trans Sulawesi.

"So ini no yang ba santet pa kita pe keluarga. (Dia ini yang santet keluarga saya)," tutur warga mengulangi ucapan Ham. Warga hanya bisa melihat. Beberapa histeris. Tapi, tidak bisa berbuat banyak. Karena pelaku sedang memegang kepala dengan tangan kirinya dan parang di tangan kanannya. 

Sekira 15 menit usai menerima laporan, polisi langsung mengamankan pelaku. Tidak ada perlawanan. Pelaku langsung melepas kepala dan parang ke tanah dan bersedia di bawah polisi.

Kasat Reskrim AKP Iver Son Manossoh SH menyebutkan, motif pembunuhan sadis ini sakit hati. Diduga Janna telah melakukan santet pada adik ipar pelaku hingga meninggal dunia. "Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) telah dilakukan, termasuk pemeriksaan sejumah saksi. Barang Bukti dan tersangka sudah kami amankan di Polres Bolmong," terang Iver, sapaannya.

Waka Polres Kompol Nanang Nugraha SIK, mengatakan setelah diselidiki, pelaku mengaku mendapatkan bisikan gaib agar membunuh korban. "Menurut tersangka seperti itu. Mendapat perintah membunuh korban. Saat itu juga tersangka langsung menebas korban," tutur mantan Kabag Ops Polres Bolmong ini.

Kematian Janna Modeong secara sadis, diterima keluarga dengan besar hati. Keluarga menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada polisi. Keluarga berharap pelaku bisa mendapatkan hukuman yang setimpal. 

Pinuyut Modeong, Kakak korban yang sempat memberikan keterangan, mengungkapkan kesedihan keluarga atas kejadian ini. Mereka tidak pernah menduga kehidupan korban akan berakhir tragis seperti ini. Tapi menurutnya, keluarga sudah menerima kejadian tersebut.

"Ini mungkin sudah jalan dari Tuhan. Kami menerima dengan lapang dada. Kami hanya berharap agar pihak yang berwajib bisa memproses dan mengadili pelaku seadil-adilnya," ungkap Modeong dengan nada sedih.
Sementara itu, Istri Korban, Tene Paputungan hingga kini masih terus meratapi kematian suaminya. Sangat terpukul hingga tak bisa berkata-kata saat acara pemakaman korban. (ctr-02/har/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begal Sadis Tewas Ditembak Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler