JAKARTA - Pemecahan nilai nominal saham (stock split) PT Astra International Tbk (ASII) bukan wacana lagi. Perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu berniat untuk memecah harga saham menjadi sepuluh kali lebih murah atau dengan rasio 1:10.
Corporate Secretary ASII Gita Tiffany Boer mengatakan, pihaknya sudah mengumumkan rencana itu kepada badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (bapepam LK) dan otoritas bursa untuk dibawa ke agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). "Rencana pemecahan nilai nominal saham ini akan kami bawa ke dalam RUPS perseroan agar dapat disetujui," terangnya dalam keterbukaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin (27/2).
RUPSLB itu dijadwalkan dihelat sekitar April atau Mei 2012. Perseroan mengusulkan melakukan stock split dengan rasio pemecahan unit saham 1:10.
"Rencana pemecahan saham ini dilakukan agar saham ASII lebih terjangkau untuk investasi oleh investor ritel. Dengan begitu, hasil kinerja dapat dinikmati lebih banyak pemegang saham publik. Tujuan lainnya, meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan," papar Gita.
Dengan usulan pemecahan 1 banding 10, saham ASII akan 10 kali lebih murah daripada harga saat ini. Saham induk produsen otomotif di Indonesia itu pada penutupan perdagangan kemarin naik 450 ke level Rp 68.700 per saham. Banyak kalangan menilai, saham ASII akan menembus level 75.000 saat rencana stock split direalisasikan sehingga harganya akan turun menjadi Rp 7.500 per lembar.
Pengamat pasar modal Adler Manurung mengatakan, pemecahan nilai nominal saham ASII tidak akan mengurangi valuasi dari saham perseroan itu sendiri. "Saya kira, ini positif. Valuasinya tidak berkurang dan ini akan lebih terjangkau oleh investor," ujarnya kemarin.
Muncul juga kabar bahwa akan ada aksi susulan setelah stock split, yaitu right issue. "Saya belum tahu kepastiannya. Yang pasti, Astra butuh uang untuk ekspansi di sektor otomotif terutama Toyota dan Daihatsu," tuturnya.
Kinerja keuangan ASII dan anak perusahaan pada 2011 mencatat pendapatan bersih Rp 162,6 triliun. INi meningkat 26 persen dibandingkan periode yang sama pada 2010 sebesar Rp129 triliun. Laba bersih meningkat 24 persen dari Rp 14,4 triliun menjadi Rp 17,8 triliun pada tahun 2011.
"Grup Astra menunjukkan kinerja yang sangat memuaskan di semua lini bisnisnya sehingga perseroan dapat melaporkan laba bersih dan nilai aset bersih perusahaan yang tertinggi sepanjang Astra berdiri," kata Dirut PT Astra International Tbk Priyono. (gen/c8/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BEI Perbanyak Produk Derivatif
Redaktur : Tim Redaksi