jpnn.com - JAKARTA – Arus beli investor asing (capital inflow) ke pasar saham yang begitu deras, menjadi modal indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik menguat di awal pekan.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) yang juga positif akhir pekan lalu diharapkan menjadi tambahan daya apresiasi.
BACA JUGA: Inilah Prediksi Support dan Resistance IHSG
Pada akhir pekan lalu, IHSG ditutup melemah 19,722 poin (0,378 persen) ke level 5.197,251. Investor asing melakukan penjualan bersih Rp 230,8 miliar. Meski begitu, sepanjang pekan lalu, secara kumulatif investor asing membukukan pembelian bersih Rp 1,97 triliun.
Secara year to date sejak awal tahun sampai akhir pekan lalu pembelian bersih asing mencapai Rp 21,65 triliun.
BACA JUGA: Pemerintah Guyur Pengusaha Start Up Rp 13 Miliar
’’Kami yakin pergerakan IHSG melanjutkan penguatan pasca pullback akhir pekan lalu,’’ kata Head of Research NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada kemarin (24/7).
Meski begitu, potensi terjadinya aksi ambil untung (profit taking) tetap ada sehingga investor perlu waspada. Awal pekan IHSG diperkirakan bergerak di rentang support 5.165–5.181 dan resistance 5.224–5.248.
BACA JUGA: Tiba di Pelabuhan Tj Priok, Kapal TTL Bawa 471 Sapi
Di AS Wall Street menghijau akhir pekan lalu setelah indeks Dow Jones menguat 0,29 persen, indeks Nasdaq meroket 6,32 persen, dan indeks S&P 500 menanjak 0,46 persen.
’’Bursa saham AS kembali menyentuh level tertinggi terbaru seiring adanya sentimen positif. Bursa AS menguat ditopang saham-saham blue chips seperti IBM, Apple, dan lainnya seperti Honeywell,’’ tuturnya.
Sementara itu, nilai tukar yen bergerak menguat setelah ekspektasi pelaku pasar soal stimulus Bank of Japan (BoJ) mereda. Nilai tukar rupiah sendiri sempat tertekan USD, meski tidak signifikan.
Akhir pekan lalu rupiah bertengger di level Rp 13.102 per USD (kurs tengah BI). Penetapan BI rate di level 6,5 persen dinilai belum direspons para pelaku pasar sehingga rupiah tidak banyak bergerak.
’’Masih ada kecenderungan pelemahan euro, pound sterling, dan yen membuat rupiah kembali tertekan. Adanya sentimen BI rate itu diharapkan menopang laju rupiah,’’ terangnya. (gen/c5/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Ada Kepala Negara yang Jatuh
Redaktur : Tim Redaksi