Saham Sektor Pertambangan Masih Suram

Selasa, 03 Januari 2012 – 07:27 WIB

JAKARTA - Sektor properti sepanjang 2011 tidak banyak dilirik pelaku pasar. Di lantai bursa investor juga tidak begitu berhasrat mengakumulasi saham-saham dari sektor yang rentan dengan naik turunnya bunga perbankan tersebut.

Selain itu, dunia properti masih dilihat sebelah mata oleh sementara pihak, tidak terkecuali investor kawakan. "Memang selama ini tidak bagitu terlihat geliatnya pelaku pasar menjadi saham properti sebagai koleksi utama. Mereka lebih cenderung pada saham-saham dengan fundamental kuat," tukas David Ferdinandus, analis pasar modal, di Jakarta, Senin (2/1).

David menyebut hal itu bisa dipahami. Mengingat sepanjang 2011 hingga saat ini pelaku pasar masih dibayangi gejolek krisis Eropa. Krisis yang menerpa benua biru itu sedikit banyak telah menekan kesadaran investor untuk mengambil langkah lebih hati-hati.

Perubahan pelaku investor tersebut berujung pada portofolio saham yang menjadi koleksinya sepanjang 2011. "Tetapi, perlu diingat krisis Eropa akan memengaruhi sektor unggulan yang telah diminati pelaku pasar sepanjang 2011. Artinya, akan ada pembalikan arah sepanjang 2012," tandasnya.

Pembalikan arah yang dimaksud David adalah sektor-sektor saham yang selama ini kurang mendapat perhatian, berpeluang untuk naik daun. Sejumlah saham-saham yang bernaung pada sector property, infrastruktur dan consumer goods akan bergerak "liar". "Tiga sector ini berpeluang paling agresif dan tentu sangat sensual untuk dilirik," ucap David.

David melanjutkan saham pertambangan yang banyak dilirik periode 2011, pada edisi 2012 sepertinya bakal sedikit bernasib suram. Itu menyusul menyeruaknya tingkat risiko akibat perubahan iklim dan cuaca yang semakin memburuk. Dengan curah hujan yang tinggi tentu akan membuat kualitas tambang makin jelek. ‚

"Belum lagi meletupnya kekerasan di Bima menjadi sentiment negatif. Meski tetap akan tumbuh, namun pertumbuhannya akan melandai," tuturnya.

Sebaliknya, sektor properti akan mengalami lonjakan permintaan pada 2012. Makin tingginya jumlah masyarakat usia produktif, bisa dipastikan kebutuhan hunian juga akan melonjak signifikan.

Moment saat ini tepat dan kemungkinan para pencari hunian akan terus meningkat. "Saya rasa property tidak aka nada matinya selama manusia masih bercokol dan melanjutkan keturunan," tutupnya. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selalu Positif di Awal Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler