jpnn.com, BLITAR - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menilai kombinasi antara Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno adalah wujud persahabatan antara NU dan Bung Karno yang tidak pernah putus.
“Sekarang terjadi persahabatan yang luar biasa dan harus berhasil antara Gus Saifullah Yusuf, cicitnya Mbah KH Bisri Syansuri, pendiri NU keponakan Gus Dur, dengan Mbak Puti Guntur Soekarno, cucunya Bung Karno,” kata Kiai Said.
BACA JUGA: Bu Megawati Minta Rakyat Jatim Menangkan Cucu Bung Karno
Ucapan Kiai Said itu disambut riuh tepuk tangan ribuan hadirin dalam Kenduri 1.001 Tumpeng Haul Bung Karno ke-48, yang digelar di Makam Bung Karno, Kota Blitar, Rabu (20/6).
Selain dihadiri Gus Ipul-Puti, hadir pula Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan sejumlah ulama serta tokoh nasional seperti, seperti KH Nurul Huda Djazuli, KH Zainuddin Djazuli, KH Anwar Iskandar, KH Fuad Djazuli, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Anggota Dewan Pengarah BPIP, Mahfud MD, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna Laoly, Menpora Imam Nahrawi, Menaker Hanif Dhakiri, Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo dan Menristek Mohamad Nasir.
BACA JUGA: Sinyal Kekompakan Bu Mega & Cak Imin demi Gus Ipul-Mbak Puti
Kemudian ada juga Kepala BIN Budi Gunawan, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Kiai Said mengatakan, Bung Karno dikenal bersahabat dekat dengan para pendiri NU, seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim dan KH Abdul Wahab Hasbullah.
BACA JUGA: Di Balik Batik Merah Gus Ipul dan Kerudung Hijau Mbak Puti
“Sampai-sampai nama acara silaturahim setiap Lebaran namanya halal bihalal itu usulan Kiai Wahab kepada Bung Karno. Orang Arab enggak ngerti apa itu halal bihalal, karena gak ada di Arab. Adanya di Islam Nusantara,” kata Kiai Said.
“Halal bihalal maksudnya silaturahmi saling memaafkan. Bung Karno menyetujui acara silaturahmi semua pemimpinnya bertemu saling memaafkan, saling perkuat tekadnya, saling perkuat visi misinya,” imbuh Kiai Said.
Tanda persahabatan penting lainnya adalah pemberian gelar Waliyyul Amri Ad-Dharuri bi As-Syaukah (pemimpin pemerintahan di masa darurat) oleh NU kepada Bung Karno pada Muktamar di Surabaya pada 1954.
“(Bung Karno) Pemimpin yang sah menurut syariat Islam. Oleh karena itu pemberontakan yang menentang Soekarno, seperti DI/TII atau manapun, dianggap bughot oleh NU, karena melawan pemerintahan yang sah,” tuturnya.
Persahabatan para pendiri NU dan Bung Karno, kata Kiai Said, berlanjut pada KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), anak dari KH Wahid Hasyim, dan Megawati Soekarnoputri, putri sulung sang proklamator.
“Persahabatan antara almarhum Gus Dur dengan Ibu Megawati luar biasa, kalau diceritakan, enggak selesai dua jam,” ujar Kiai Said disambut tawa para hadirin.
Melihat persahabatan yang panjang dari pendiri NU dan keluarga Bung Karno itu, Kiai Said menilai persahabatan Gus Ipul-Mbak Puti di Pilgub Jatim 2018 bukanlah hal yang baru.
“Jadi gandengan tangan antara Gus Saifullah Yusuf dengan Mbak Puti bukan barang baru, tidak usah kaget, tidak usah asing, tidak usah heran. Harus disukseskan,” ujarnya.
“Mudah-mudahan ala barokatillah, 'ala syafa'ati rosulillah, insyaallah, Jawa Timur gemah ripah loh jinawi dan menjadi baldatun toyyibatun warobbun ghofur,” pungkasnya. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gus Ipul-Puti: Haul Bung Karno Perkuat Nahdliyin-Nasionalis
Redaktur : Tim Redaksi