jpnn.com, JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut para buruh mendapatkan ketidakadilan jelang Idulfitri 1442 Hijriah, menyusul berlakunya larangan mudik 2021 yang disusul kedatangan tenaga kerja asing (TKA) berpaspor China dan India ke tanah air.
“Ibaratnya buruh dikasih jalan tanah yang becek, tetapi TKA diberi karpet merah dengan penyambutan yang gegap gempita atas nama industri strategis,” kata Said Iqbal dalam keterangan persnya, Selasa (11/5).
BACA JUGA: Prof Salim Said: Isu TKA China Memecah Belah Masyarakat
Bagi buruh, kata alumnus Universitas Indonesia (UI) itu, datangnya TKA China dan India dengan menggunakan pesawat sewaan adalah ironi yang menyakitkan.
Apalagi terjadi saat jutaan pemudik bermotor, yang dipastikan mereka adalah buruh, diadang tidak bisa kembali ke kampung halaman.
BACA JUGA: China Kirim 2 Kapal Perang Berpeluru Kendali ke Perairan Jakarta, Ada Apa?
“Buruh yang mudik tidak mencarter pesawat, tetapi membeli sendiri bensin motor dan makannya," ujar Said Iqbal.
Situasi ini, lanjut pendiri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) itu, diperparah dengan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) yang jauh panggang dari api.
BACA JUGA: ART di Surabaya Membersihkan Toilet pakai Sabun Mandi Cair, Akibatnya Mengerikan
Ada ratusan perusahaan yang tidak membayar THR sesuai dengan surat edaran Menteri Ketenagakerjaan.
Adapun surat itu intinya berisi tentang pembayaran THR harus dibayar paling lambat H-7, dibayar penuh, tidak dicicil, dan tunjangan dibayar H-1 jika ada permasalahan di perusahaan.
"KSPI mendesak pemerintah bersikap adil, menegakkan aturan, dan menunjukkan keberpihakannya terhadap kepentingan nasional para buruh lokal," beber Said Iqbal. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan