jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah sangat menyesalkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan rencana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), karena merontokkan harga-harga saham.
Politikus PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa pernyataan yang begitu bombastis dramatis dari Anies membuat Rp 300 triliun ludes di pasar saham.
BACA JUGA: Jakarta PSBB Lagi, Anies Baswedan: Berlangsung Selama Dua Pekan
"Kejadian kemarin sangat disesalkan. Atas pernyataan yang begitu bombastis dramatis oleh Gubernur DKI Bapak Anies Baswedan sehingga menimbulkan hal yang tidak perlu, dan membakar ludes Rp 300 triliun, saham-saham kita berguguran," kata Said.
Hal itu ditegaskan Said dalam pengantarnya saat memimpin rapat antara Banggar DPR dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, serta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Jumat (11/9).
BACA JUGA: Reaksi Said Abdullah Ketika Baleg DPR Kebut Proses Revisi UU Bank Indonesia
Said menegaskan, bahwa hancurnya korporasi juga akan menyebabkan kehancuran pada bisnis retail.
"Kalau korporasi hancur, maka retail akan hancur. Ini tantangan berat baik bagi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Bank Indonesia," ungkap Said.
BACA JUGA: Dijadikan Budak Nafsu Oknum Kadis Pemprov, Janda Cantik Melapor ke Polisi
Dalam pengantarnya itu, Said juga meminta BI dapat menjaga stabilitas mata uang rupiah terhadap mata uang asing.
Menurut dia, disadari sepenuhnya bahwa mata uang Indonesia mengalami depresiasi secara konstan.
Said yakin terhadap berbagai upaya yang dilakukan dan ditempuh BI.
"Karena kami khawatir upaya yang dilakukan gubernur BI akan menjadi sia-sia bagi kita semua kalau tidak ada di antara kita koordinasi di semua lini," ujar Said.
Anies menyatakan akan menerapkan PSBB secara ketat seperti awal pandemi Covid-19 di Indonesia. Penerapan PSBB itu dimulai Senin 14 September 2020.
"Pesannya jelas saat ini kondisi darurat lebih darurat dari awal wabah dahulu," tegas Anies didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam konferensi pers yang disiarkan langsung dari Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (9/9) malam.
Anies mengatakan, Presiden Jokowi dua hari lalu dengan tegas menyatakan kepada publik bahwa jangan restart ekonomi sebelum masalah kesehatan terkendali.
"Beliau jelas meletakkan kesehatan sebagai prioritas utama. Maka, dengan melihat kedaruratan ini, tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin," kata Anies. (boy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Boy