Saint Sophia Cathedral, Landmark Utama di Kiev, Ukraina

Katedral nan Anggun Berusia Seribu Tahun

Kamis, 12 Juli 2012 – 00:12 WIB
Katedral Saint Sophia di Kiev. Foto : Agung Putu Iskandar/Jawa Pos

Katedral Saint Sophia adalah tetenger utama di Kiev. Bentuknya khas gereja-gereja Rusia dengan kubah emas di pucuk. Katedral itu menjadi saksi bisu sejarah besar bangsa Slavik. Berikut laporan wartawan Jawa Pos AGUNG PUTU ISKANDAR yang baru kembali dari Kiev.
 
= = = = = = = = =

SAINT Sophia Cathedral berada di jantung Kota Kiev. Letaknya sangat strategis. Katedral itu menghubungkan tiga jalan utama dalam lapangan besar tempat warga berkumpul di depan katedral. Tiga jalan utama tersebut adalah Velyka Zhytomyriska, Mykhailivska, dan Volodymyrsky.
 
Katedral itu dibangun pada abad ke-11 dengan peletakan fondasi pertama pada 1011. Dibutuhkan 20 tahun untuk bisa merampungkan bangunan tersebut. Arsitektur kubah emasnya meniru Saint Sophia di Novgorod yang ada sejak 989. Perancang katedral itu adalah ayahanda penguasa Kiev Yaroslava yang Bijaksana. Yakni, Vladimir yang Agung, salah seorang Viking yang menguasai kota sejak abad ke-10.
 
Awalnya katedral tersebut merupakan tempat pemakaman para penguasa Kiev. Yakni, Vladimir Monomakh, Vsevolod Yaroslavich, dan Yaroslava. Namun, seiring pergantian beberapa penguasa di Kiev, katedral berganti-ganti fungsi. Mulai era penguasaan Mongol hingga era Uni Soviet.
 
Jika pada era Mongol katedral hampir rusak dan tak terawat karena perang, pada era Uni Soviet katedral dilarang mengadakan aktivitas keagamaan seiring dengan kampanye komunisme. Bahkan, pemerintah Uni Soviet sempat hendak menghancurkan katedral dan menggantinya dengan Monumen Perekop setelah Pasukan Merah Rusia memenangi perang saudara di Crimea.
 
Katedral tersebut tepat berusia seribu tahun pada 2011. Banyak perbaikan yang dilakukan untuk mempertahankan bentuk dan interiornya. Perbaikan pertama dilakukan pada 1633 oleh arsitek asal Italia Octaviano Mancini. Mancini membuatnya dengan gaya baroque, tapi dengan ciri khas Ukraina. Pada 1740 katedral kembali diperbaiki hingga mencapai bentuknya seperti sekarang.
 
Nama katedral sejatinya tidak merujuk pada saint yang bernama Sophia. Kata sophia dalam bahasa Yunani berarti kebijaksanaan. Nama yang sama juga digunakan dalam Basilika Hagia Sophia di Turki dan di katedral serupa di Moskow, Rusia.
 
Katedral tersebut kini menjadi atraksi utama destinasi di Kiev. Selama musim panas, hampir setiap hari katedral ramai. Apalagi, di menara lonceng setinggi sekitar 30 meter berdiri tegak yang berada di pintu utama. Turis harus antre untuk masuk. Mereka penasaran bagaimana view katedral dari udara plus pemandangan Kiev dari atas. Masuk ke menara lonceng itu gratis.
 
Namun, untuk masuk katedral, pengunjung harus bayar meski tidak terlalu mahal. Karena katedral masih digunakan untuk beberapa aktivitas keagamaan, para pengunjung harus berpakaian sopan. Di dalam katedral, interiornya penuh warna dan sangat mendetail.

Arsitektur bangunan tersebut benar-benar memperhatikan setiap senti detail-detail bangunan. "Selain karena arsitektur, rasanya ke Kiev belum puas kalau tidak ke sini. Ini trademark kota-kota bangsa Rusia, termasuk Kiev," kata Andrey Kadnew, wisatawan yang datang dari luar Kiev.
 
Pengelolaan Katedral Saint Sophia sempat menjadi rebutan antara Katolik Yunani dan Kristen Ortodoks. Dalam sejarahnya, gereja tersebut memang pernah dikelola dua aliran keagamaan itu. Katolik Yunani menguasai gereja pada 1595"1596.
 
Namun, setelah era modern dan runtuhnya Uni Soviet, kaum Kristen Ortodoks yang menjadi mayoritas di Ukraina ingin mengelolanya secara penuh. Keinginan tersebut ditentang penganut Katolik Yunani yang jumlahnya lebih kecil. Mereka sempat sepakat untuk menggelar ibadah pada tanggal-tanggal berbeda.
 
Meskipun begitu, masih ada konflik di antara mereka. Akhirnya, pemerintah setempat memutuskan untuk memberikan pengelolaan penuh kepada Kristen Ortodoks meskipun belum leluasa. Sampai saat ini fungsi utama katedral masih dianggap sebagai museum. Para pengunjung kebanyakan adalah turis, bukan mereka yang ingin beribadah.

"Tidak banyak orang ibadah ke sini. Warga biasanya suka naik ke menara lonceng buat jalan-jalan," tutur Andrey Kadnew, salah seorang turis lokal. (*/c10/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Kali Tersingkir di Audisi, Regina Ivanova Juarai Indonesian Idol 2012


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler