Sakral, Penghubung dengan Roh Para Leluhur, Ramai Jelang Pemilu

Jumat, 26 Mei 2017 – 00:20 WIB
Prosesi sakral adat Kesultanan Tidore yang dilaksanakan di rumah adat sowohi di Gurabunga. Foto: Fakhrudin Abdullah/Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - Kampung adat Gurabunga, di lereng Gunung Kie Matubu, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Selain keindahannya, Gurabunga dikenal sebagai kampung yang kental menjaga tradisinya.

Bahkan para Sultan Tidore pun mengandalkan tetua-tetua di sini sebagai tempat meminta nasihat.

BACA JUGA: Dulu Nenek Ini Cantik, Mengalungkan Bunga untuk Bung Karno

FAKHRUDDIN ABDULLAH, Tidore

Seperti biasa, udara di Gurabunga, Kecamatan Tidore, selalu sejuk. Berada di ketinggian 713 meter, kelurahan ini menjadi kampung paling puncak di lereng Kie Matubu.

Sesuai namanya , kebun bunga, Gurabunga dipenuhi bermacam jenis bunga. Pemandangan ini menambah cantik kampung yang kerap dijuluki “Negeri di Atas Awan” ini.

Selain keindahannya, kampung berpenduduk 162 Kepala Keluarga ini dikenal dengan tradisinya yang kental.

Di sini tinggal para sowohi (tetua adat), yang kerap menjadi penasehat spiritual para sultan di Kesultanan Tidore.

Selain tempat meminta nasehat, sowohi juga dipercaya sebagai penghubung antara sultan dengan roh-roh leluhur.

Para sowohi ini berasal dari lima marga besar, yakni Mahifa, Toduho, Tosofu Malamo, Tosofu Makene, dan Fola Sowohi. Masing-masing marga memiliki rumah adatnya yang masih kokoh berdiri hingga sekarang.

Hi Abdullah Mahifa, salah satu tetua adat dari marga Mahifa, menunggu Malut Post (Jawa Pos Group) di rumah adat Sowohi Mahifa, Sabtu (20/5).

Rumah tersebut masih dipertahankan bentuk aslinya, meski sudah beberapa kali direnovasi. Dindingnya terbuat dari bambu dan berlantaikan tanah. Rumah-rumah adat ini memiliki lima ruangan yang melambangkan lima waktu salat.

Warga percaya, rumah adat masih dihuni roh para leluhur. ”Rumah adat dianggap sakral karena masih dihuni roh leluhur,” ungkap Abdullah.

Sejak dulu, tradisi gaib masih terjaga oleh para sowohi. Pemerintahan Kesultanan Tidore tak pernah lepas dari petunjuk para sowohi yang dipercaya sebagai mediator roh leluhur.

”Jadi segala sesuatu, misalnya Sultan Tidore bepergian atau ada kegiatan-kegiatan Sultan yang amat penting, misalnya di Papua yang juga wilayah adat Kesultanan Tidore, Maka Sultan harus datang langsung ke rumah adat sowohi untuk meminta nasehat,” tutur Abdullah.

Saat menghadapi permasalahan pelik pun, Sultan Tidore amat mengandalkan para sowohi untuk tempat meminta nasihat.

Saat pecah konflik horizontal antara Pasukan Kuning dari Kesultanan Ternate dan Pasukan Putih dari Kesultanan Tidore 2000 lalu misalnya, Sultan Tidore saat itu langsung datang dan meminta petunjuk pada Sowohi Mahifa.

”Dan petunjuk Sowohi ke Sultan Tidore saat itu dapat dijalankan sehingga konflik tersebut tidak berkepanjangan,” terang Abdullah.

Besarnya peranan sowohi membuat mereka disebut pemerintahan gelap dalam struktur Kesultanan Tidore. Sedangkan Sultan dan perangkat adat di bawahnya adalah pemerintahan terang.

Sebutan ini tak lepas dari peran mereka yang bekerja di balik layar Kesultanan, menghubungkan dunia manusia dengan dunia gaib.

”Pemerintahan yang kami pegang ini berwujud pada pemerintahan yang ada di kesultanan. Ada Kapita (Panglima) Laut, Darat, Udara dan masing-masing memiliki prajurit. Nah kita marga Mahifa adalah penjaga perbatasan,” papar Abdullah.

Menurut Abdullah, kedudukan sowohi di Kelurahan Gurabunga berhubungan dengan sesuatu yang gaib, sedangkan wujudnya ada di Kesultanan Tidore.

”Jauh sebelum negara ini merdeka, di Tidore sudah ada negara yang dipimpin oleh orang gaib, dan wujudnya ada di Kesultanan Tidore yang menjalankan pemerintahan saat itu,” ujarnya.

Di dalam rumah adat, suasana sakral memang amat terasa. Sepanjang wawancara, Abdullah beberapa kali meminta Malut Post mematikan rekaman suara untuk sementara. Menurutnya, ada beberapa hal yang diyakini akan menyinggung roh leluhur bila dipublikasikan.

Para sowohi juga sering dimintai bantuan mendoakan kesembuhan orang yang sakit. Doa tersebut juga dilakukan di rumah adat. ”Iya, bahkan jika orang sakit pun bisa kita minta petunjuk di sini melalui upacara adat,” katanya Abdullah.

Kepercayaan ini juga yang membuat para calon pejabat kerap mengunjungi Gurabunga jelang pemilihan umum. Biasanya, mereka datang untuk meminta restu dari para sowohi.

Fungsi sebagai kampung adat, juga kampung wisata membuat Gurabunga menjadi salah satu destinasi wajib pelawat yang berkunjung ke Tidore.

Apalagi, kampung ini merupakan titik awal memulai pendakian ke puncak Kie Matubu.(far/kai)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler