Sakti: Kami Bukan Provokator

Rabu, 06 Maret 2013 – 08:18 WIB
MEDAN- Boikot latihan yang dilakukan skuad PSMS Medan versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) merupakan ekspresi kekecewaan pemain atas belum adanya kejelasan kontrak.

Sempat beredar kabar beberapa pentolan seperti Saktiawan Sinaga dan Donny F Siregar yang termasuk 9 pemain yang dikontrak diawal menjadi provokator di balik aksi mogok latihan ini.

Namun Sakti dengan tegas membantah tudingan miring itu. Ia dan beberapa pemain senior lainnya hanya menyampaikan aspirasi para pemain lainnya yang kecewa atas ketidakjelasan kondisi yang ada.

"Saya hanya sampaikan aspirasi tim. Ini kesepakatan bersama dan saya hanya hanya menyampaikan uneg-uneg kawan-kawan sebagai kapten," katanya.

Apalagi pemain merasa kecewa dengan janji pengurus untuk merealisasikan gaji bulan pertama di awal Maret tidak ada tanda-tanda realisasinya hingga sekarang. Akibatnya untuk uang transport latihan mereka harus merogoh kocek pribadinya.

Sempat ada uang transport yang dijanjikan dengan kisaran 2-3 juta per pemain namun itupun belum utuh diberikan. Uang yang diberikan belum sesuai yang dijanjikan.

"Pemain kan tidak semuanya dari Medan. Banyak yang dari luar daerah seperti  Binjai, Stabat, Serdang Bedagai dan Perbaungan. Kami butuh uang transport untuk datang ke mess. Kami kebingungan karena sisa uang panjar saja sudah tinggal sejuta. Belum lagi untuk mendanai kebutuhan sehari-hari," tutur Sakti.

Aksi ini juga dinilai bukan sebuah sikap tidak loyal kepada tim. Namun belum adanya kebijakan baru untuk menahan pemain yang kabarnya masih menanti hasil Kongres PSSI 17 Maret. Apalagi jadwal kompetisi juga masih kabur. 

"Jangan bilang kami tidak loyal sama PSMS. Sudah empat bulan kami bersabar dan tidak pindah ke klub lain.Padahal pelatih kepala dan beberapa pemain sudah hengkang ke tim lain. Sementara kami masih sangat setia menunggu di sini. Sekarang siapa yang nggak loyal, kami atau pengurus PSMSnya," bebernya.

Sakti mengkritik minimnya kontribusi mayoritas pengurus dari gemuknya jumlah kepengurusan. Dari 109 pengurus hanya sedikit yang mau merogoh koceknya untuk membantu pendanaan tim.

"Pengurus ada 109 orang. Mana kontribusinya. Kami lihat hanya Pak Benny (ketum) dan Bu Yohana (manajer tim) saja yang peduli.  Kalau memang pengurus mau kami yang pergi atau aku yang dibilang jadi provokator, aku pribadi siap pergi," lanjutnya.(don)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Juventus Tingkatkan Kemampuan Bertahan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler