jpnn.com - jpnn.com -Nama Kellyanne Conway sudah tak asing lagi di Amerika Serikat. Perempuan berusia setengah abad itu sudah bertahun-tahun menjadi komentator politik di layar kaca, radio dan beragam diskusi.
Conway juga merupakan staf senior tim sukses calon presiden (capres) Partai Republik. Ketika menjadi capres resmi Republik, Donald Trump mendaulat Conway sebagai manajer tim sukses. Trump menjadikan Conway sebagai perempuan pertama yang menduduki jabatan itu di AS.
BACA JUGA: Curhat di Medsos Urusan Bisnis Anak, Trump Dikecam
Keberhasilan Conway mengantarkan Trump menjadi presiden ke-45 AS berbuah manis. Conway ditawari jabatan mentereng; kepala humas alias juru bicara Gedung Putih. Namun Conway menolak.
Posisi bergengsi tersebut lantas ditawarkan kepada Sean Spicer yang langsung mengiyakan. Tapi, Trump tetap menginginkan Conway menjadi bagian penting dari pemerintahannya. Ibu empat anak itu pun ditempatkan sebagai penasihat presiden. Oke, Conway mau. Dia tidak sendiri. Ada Steve Bannon dan Dina Powell yang juga menjadi penasihat Trump.
BACA JUGA: Hadiah Rp 398 Juta Buat Informasi Pembakar Masjid
Dibandingkan dengan dua koleganya itu, Conway jauh lebih populer. Apalagi, tidak banyak perempuan yang menjadi bagian dari ring satu pemerintahan Trump. Conway juga 'menarik', karena tidak kalah ngawur dan ceplas-ceplos daripada sang presiden.
Komentator politik yang pintar ngomong itu pernah memantik reaksi serius publik karena melontarkan istilah tak lazim, fakta alternatif. ”Kalian memublikasikan kepalsuan. Dan, apa yang Gedung Putih sampaikan itu adalah fakta alternatif,” katanya tentang kontroversi jumlah massa pelantikan presiden, dalam acara Meet the Press pada akhir Januari lalu.
BACA JUGA: Kasihan, Produk Fesyen Ivanka Trump Ditarik, Kacau!
Conway pun langsung panen kritik. Baik dari masyarakat awam maupun para pengamat politik. ”Fakta alternatif bukanlah fakta. Itu sama saja dengan kebohongan. Kepalsuan,” kata Chuck Todd, host acara talk show di CNN.
Conway tak menanggapinya. Sampai acara berakhir, fakta alternatif masih menjadi topik hangat media. Selain pengamat politik, sejumlah pakar bahasa pun yakin bahwa fakta alternatif bukanlah fakta, bukan kebenaran.
Berkat Conway, Gedung Putih menjadi pusat penyebaran fakta alternatif. Kredibilitas pemerintahan Trump dipertaruhkan. Namun, Conway menanggapinya dengan santai. Dia bersikukuh bahwa fakta alternatif adalah fakta.
Hanya, fakta-fakta itu tidak disebarluaskan media. Menurut dia, media hanya mengabarkan kebohongan. Istilah fakta alternatif adalah blunder pertama Conway.
Dalam hitungan hari, dia kembali memantik kontroversi. Kali ini lewat Bowling Green Massacre alias pembantaian di Kota Bowling Green, Warren County, Negara Bagian Kentucky. Padahal, tidak pernah ada aksi teror atau serangan yang menargetkan serdadu di kota tersebut.
”Dia (mantan Presiden Barack Obama, Red) menempuh kebijakan itu (melarang warga Irak masuk AS, Red) karena dua warga Iraq datang ke negeri ini, bergabung dengan ISIS, kembali lagi ke Timur Tengah untuk menimba ilmu dan ikut pelatihan terorisme, serta kembali lagi ke AS lantas menyerang serdadu-serdadu dalam pembantaian Bowling Green,” papar Conway kepada Chris Matthews dari MSNBC.
Conway mengulang hal tersebut dalam interview dengan Cosmopolitan dan TMZ. Sadar jadi bahan tertawaan karena menyebutkan insiden yang tidak pernah terjadi, Conway bikin ralat. ”Saya salah ucap satu kata. Bukan pembantaian, tapi teroris,” katanya.
Dia mengganti pembantaian Bowling Green menjadi teroris Bowling Green. Ralat Conway tetap saja salah. Tidak pernah ada teroris Irak yang melancarkan serangan di Bowling Green. Juga, tidak pernah ada teroris yang berasal dari Bowling Green.
”Yang terjadi adalah penangkapan dua pria Irak di Bowling Green. Mereka mengaku menggunakan bom rakitan untuk menyerang serdadu-serdadu AS di Irak,” bunyi pernyataan resmi Biro Penyidik Federal (FBI) terkait dengan Bowling Green.
Sebagai penasihat presiden, wajar jika Conway terus-terusan membela kebijakan Trump. Dia sengaja memunculkan Bowling Green demi membenarkan kebijakan imigrasi superketat yang kini sedang ditangguhkan itu.
Dia berusaha menggarisbawahi kebijakan yang menyatakan bahwa Irak dan enam negara Islam lainnya layak masuk daftar hitam yang berbuah pada pencekalan warganya. Tapi, Conway salah referensi.
Dua blunder berbuah pada kesalahan berikutnya. Conway kembali menuai kecaman gara-gara membela Trump. Dia mendukung sikap Trump yang terbawa perasaan (baper) setelah Nordstrom memutus kontrak kerja sama bisnis dengan putrinya, Ivanka. Menurut Conway, amarah Trump kepada perusahaan ritel yang dituangkan di Twitter adalah wajar.
Tapi, Conway kebablasan. Tidak sekadar membela Trump, dia juga mempromosikan clothing line putri kesayangan sang presiden. ”Belilah produk Ivanka. Saya juga akan membeli beberapa item hari ini. Saya ingin memberikan iklan gratis lewat wawancara ini: Ayo beli hari ini!” katanya dalam wawancara dengan Fox News dari Gedung Putih.
Begitu iklan gratis itu tayang, Conway dikecam. Office of Government Ethics (OGE) berang. Lembaga itu mendesak para legislator menyelidiki pelanggaran Conway.
”Kami akan segera menyelidikinya,” tegas Jason Chaffetz, chairman komite internal House of Representatives. Beberapa politikus mendesak Trump menggusur Conway. (afp/reuters/cnn/bbc/hep/c10/ca/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Efek Trump: Rupiah Melemah, Yuan Juga
Redaktur & Reporter : Adek