jpnn.com - jpnn.com -Misteri terbakarnya sebuah masjid di Victoria, Texas, Amerika Serikat, Minggu (28/1) lalu masih belum terungkap. Namun kesimpulan awal yang dinyatakan kebenarannya dan dirilis Bureau of Alcohol, Tobacco and Firearms and Explosives– ATF), memastikan kalau kebakaran itu disengaja.
Seorang staf toko yang dekat dengan lokasi kejadian menelepon polisi pukul 02.00 waktu setempat dan mengatakan kalau ada asap tebal dari dalam masjid. Tak lama setelah itu, api membesar dan melalap sebagian besar bangunan masjid. Kerugian kebakaran yang terjadi selama empat jam itu USD 500 ribu (setara Rp 6,6 miliar).
BACA JUGA: Kasihan, Produk Fesyen Ivanka Trump Ditarik, Kacau!
”Tempat ibadah adalah tempat paling suci di negara ini. Dan ATF berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini,” kata Fred Milanowski penyelidik khusus ATF dari Divisi Lapangan Houston.
”Kami bekerja sama dengan otoritas setempat dan partner untuk penyelidikan ini. Dan, meminta semua informasi dari masyarakat mengenai kebakaran ini,” imbuhnya.
BACA JUGA: DPR Inggris Tak Sudi Dengar Pidato Trump
Tak hanya itu, ATF, bersama Masjid Islamic Center Victoria dan Crime Stoppers menawarkan imbalan USD 30 ribu (sekitar Rp 398 juta) bagi mereka yang memberikan informasi mengenai pelaku pembakaran.
”Kami sangat prihatin dengan kenyataan kalau kebakaran sengaja dilakukan dan pembakaran dengan arson artinya ada indikasi motif khusus dari pelaku,” kata Ibrahim Hooper, Direktur Komunikasi Nasional Dewan Hubungan Amerika-Islam.
BACA JUGA: Apple, Levis, Google...97 Perusahaan Menggugat Trump!
Hooper menambahkan, jumlah masjid yang menjadi target pelaku kejahatan di AS semakin meningkat setelah pemilihan presiden pada November. ”Tahun 2016 adalah tahun terburuk untuk masjid-masjid di AS,” katanya.
Masjid di Victoria itu sendiri tidak memiliki asuransi. Kepada ABC, presiden Islamic Center Victoria Shahid Hashmi mengatakan kalau mereka mendapatkan sumbangan sampai USD 1 juta (setara Rp 13,3 miliar) untuk memperbaiki masjid.
Islamic Center Victoria menjadi tempat berkumpul masyarakat dari berbagai latar belakang agama untuk mengenal Islam. Saat Ramadan, banyak warga yang bukan muslim ikut menyumbang makanan untuk berbuka puasa. Selain itu, setiap malam Jumat ada acara makan bersama yang bisa diikuti warga bukan non-muslim. (abc/tia/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mohon Maaf, Presiden Kami Idiot
Redaktur & Reporter : Adek