"Saya sangat prihatin ketika aparat kepolisian masih melakukan salah tangkap dan penganiayaan yang terjadi di Polres Kediri. Ini menunjukkan bahwa aparat di lapangan masih sulit untuk bertindak profesional," kata Anggota Komisi III DPR, Aboebakar Alhabsy, Kamis (23/8).
Seperti diketahui, Mintoro, warga Dusun Pojok, Desa Selosari, yang sehari-hari berprofesi sebagai penyembelih ayam, dihajar di rumahnya oleh sejumlah polisi, Minggu (19/8). Mintoro menjadi korban salah tangkap polisi yang mencari bandar narkoba bernama Keceng yang tak lain adalah tetangga penyembelih ayam itu.
Aboebakar menyatakan sebenarnya sangat menghargai kinerja para polisi yang masih gigih bertugas di malam takbiran mengejar bandar narkoba. Menurutnya, ini
menunjukkan bahwa mereka sangat bersemangat dalam menjalankan tugas.
Namun, kata dia, penangkapan yang tidak prosedural dan berujung pada penganiayaan sungguh sangat disayangkan. "Apalagi, yang dilakukan itu membuat trauma korban, keluarga dan tetangga hingga hampir terjadi kerusuhan," katanya.
Dijelaskan dia, menurut pasal 18 KUHAP penangkapan harus dilakukan dengan menunjukkan surat perintah. Karenya, dia merasa heran dengan kasus di Kediri ini.
"Masak korban sampai menyangka bahwa ia sedang dirampok karena aparat berpakaian preman main gebuk dan todong senjata."
Dia mengingatkan bahwa semangat hari bhayangkara tahun ini adalah memberikan layanan prima dan anti kekerasan. "Yang saya dengar kejadiannya bukan cuman
salah tangkap, tetapi juga ada unsur penganiayaan, dimana korban mengalami luka-luka bahkan dua giginya copot," ungkapnya.
Oleh karenanya, Aboebakar mengatakan, Propram perlu memeriksa delapan petugas yang turun ke lapangan. Di sisi lain Kapolres Kediri harus pula menjaga kondisi kamtibmas agar lingkungan di sekitar TKP kondusif. "Soalnya saya dengar masyarakat sekitar masih emosi dengan kejadian dini hari menjelang idul fitri tersebut," kata politisi PKS itu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Kalbar, 16 Laka Renggut 9 Jiwa
Redaktur : Tim Redaksi