jpnn.com - Umat muslim di Prancis serentak merayakan Hari Raya Idul Fitri kemarin (6/7). Salat Idul Fitri pun digelar di sejumlah masjid.
Namun, rentetan teror yang terjadi di beberapa tempat membuat pelaksanaan ibadah tahunan itu serasa mencekam.
BACA JUGA: Mengharukan, Prajurit TNI Salat Idul Fitri di Perbatasan Lebanon - Israel
BASKORO YUDHO, Lyon
”EID Mubarak a vous et vos familles (selamat Hari Raya Idul Fitri buat Anda sekeluarga, Red),” kata Ahmed Mousa Diarra sambil mengulurkan tangannya kepada Jawa Pos.
BACA JUGA: Jangan Takut, Tank Tempur Pasukan PBB Siaga Di Lokasi Salat Ied
Ahmed lalu mengajak berkeliling dan menyalami kerabat serta rekan-rekannya yang baru saja menjalankan salat Id di Masjid Badr Eddin.
”Suasananya mungkin beda dengan di Indonesia. Tapi, anggap saja kita ini saudara,” ujar pria yang lahir dan besar di Lyon itu.
BACA JUGA: Lihat Nih, Pasukan TNI Bagikan Zakat Fitrah, Warga Lokal Afrika Bersyukur
Beda? Ya, salat Id di Masjid Badr Eddin Lyon memang dimulai sekitar pukul 06.30 waktu setempat.
Namun, satu jam sebelumnya, puluhan petugas dari Gendarmerie Nationale atau polisi khusus Prancis sudah berjaga di lokasi. Mereka lalu-lalang di jalur pedestrian depan masjid. Aparat itu siaga sambil menenteng senjata. Siap tembak.
Bukan hanya depan masjid, beberapa akses menuju masjid raya Lyon itu juga dijaga ketat. Misalnya di pintu keluar Stasiun Metro Laenec, halte bus 38 Pinel-Laenec, serta halte tram T2 Vinatier.
Nah, penjagaan semakin diperketat saat memasuki pintu gerbang masjid. Petugas yang berjaga meminta jamaah membuka tas bawaan. Jamaah juga dilarang menggunakan kamera.
”Kalau mau foto-foto, nanti saja setelah kalian berdoa (salat),” teriak salah seorang petugas seperti dilansir Harian Jawa Pos (Induk JPNN.com).
Ahmed yang sudah 30 tahun menetap di Lyon tak merasa janggal dengan pemandangan tersebut. Sebab, setiap terjadi aksi teror, Masjid Badr Eddin selalu masuk daftar pengawasan.
Apalagi, pada 2011 silam, situs Wikileaks pernah menurunkan artikel bahwa Badr Eddin termasuk lokasi yang dipakai untuk merekrut anggota Al Qaeda di Eropa.
”Padahal, sejak berdiri pada 1994, tak pernah ada aktivitas makar di sini,” lanjut Ahmed.
Menurut Ahmed, masjid yang berlokasi di Boulevard Pinel itu hanya menjalankan fungsi sebagai rumah ibadah.
”Kalau ada aktivitas lain, itu sifatnya hanya edukasi. Misalnya soal ceramah agama dan pelajaran bahasa Arab,” jelasnya.
Meski harus beribadah dalam pengawasan aparat bersenjata, ribuan muslim di Lyon tetap bergembira menyambut hari kemenangan. Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil terus berkumandang.
Jalanan depan masjid pun tak mampu menampung ratusan mobil milik jamaah. Sebagian harus memarkir mobilnya di tempat lain. Tepat pukul 06.30, salat Id dimulai. Badr Eddin hanya mampu menampung 3.500 jamaah. Sementara mereka yang melaksanakan salat Id sekitar 5 ribu orang.
Nah, karena jumlah jamaah dan daya tampung yang tak sebanding, salat pun harus berdesak-desakan. Nyaris tak ada tempat tersisa untuk jamaah yang baru datang atau terlambat.
Namun, mereka yang tak dapat tempat masih bisa menjalankan ibadah. Menurut Ahmed, mereka bisa mengikuti pelaksanaan salat Id di masjid lain. Misalnya di Vaulx-en-Velin yang dikenal sebagai kawasan muslim. Atau di Majid Decine di kawasan Decines-Charpieu. ”Di sana (Decine), salat mulai pukul 07.30,” ujarnya.
Ahmed menambahkan, jam pelaksanaan salat Id di Decine memang berbeda. Itu untuk memberikan kesempatan kepada jamaah yang tak mendapat tempat di masjid raya. Juga kesempatan buat mereka yang bekerja agar tetap menjalankan ibadah. Sebab, tak ada libur nasional saat perayaan Idul Fitri di Prancis.
”Kalau ada dispensasi dari atasan, itu khusus saat jam pelaksanaan salat Id. Setelah itu jam kerja tetap normal,” terangnya.
Jam salat Id di Prancis memang tak seragam. Di Marseille misalnya. Konsulat Jenderal (Konjen) RI di sana baru menggelar salat Id mulai pukul 09.00 hingga 10.00. Itu bersamaan dengan pelaksanaan salat Id di KBRI Paris.(JP/*/c9/dos/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulilah, Idul Fitri di Arab Saudi Tetap Meriah
Redaktur : Tim Redaksi