BACA JUGA: Ancam Boikot Pilkada
Mereka terus saja saling menyabet, sampai ada yang orang dewasa lainnya yang memisahkan.Ya, aksi saling sabet ini adalah kesenian tradisional tiban
BACA JUGA: Penyeberangan Ketapang Padat
Itu agar para petani di Desa Tanjungsari bisa segera menggarap sawah mereka yang mulai mengering."Ayo sabet maneh, sudah dimana saja bisa
BACA JUGA: Stok Vaksin Rabies Aman
Ini semua teriring doa agar segera turun hujan," ucap salah satu orang dari pengeras suara.Tiban digelar pukul 13.00 hingga sore hariDengan bergantian para peserta tiban maju ke tengah arenaSetelah melepaskan baju, mereka lantas menerima pecut dari lidi pohon arenDengan iringan musik tradisional, para peserta tiban berlaga di arenaDi sana menunggu musuh yang masih bertahan dari sabetan lawan sebelumnya.
Mereka mendapatkan kesempatan untuk menyabetBeberapa sabetan yang tidak bisa tertangkis mengenai punggungBeberapa dari luka sabetan tadi mengeluarkan darahTak lantas mundur, peserta masih saja terus menari dan siap membalas menyabetSetelah suasana semakin panas, keduanya lantas dipisah.
"Ayo, yang merasa laki-laki, silakan hadir lagi hari Minggu jam satu," ucap laki-laki tadi lewat pengeras suaraSementara para peserta tiban terus saling sabet, penonton juga tak kalah hebohMereka bersorak ketika sabetan dari peserta telak mengenai tubuh musuh.
"Acara ini sudah menjadi tradisiTerutama jika terjadi kemarau panjang seperti sekarangKami berharap dengan semangat para peserta tiban ini menumbuhkan harapan dan doa supaya Tuhan cepat memberikan hujan," ucap Sudarto, salah satu panitia(tin/aj)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terbentur Dewa Ruci
Redaktur : Auri Jaya