SIGLI - Tindak kekerasan melibatkan pelajar sepertinya sudah mewabah. Seperti kejadian di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsn) Sigli, seorang siswi mengaku dikeroyok lima temannya. Peristiwa ini dipicu akibat saling sindir di facebook, kemudian berlanjut usai bubaran sekolah. Bahkan adegan aksi direkam lewat ponsel, kemudian disebar lewat MMS kepada rekan-rekan se-MTsN Sigli.
Adalah NF (13) menjadi korban pengeroyokan, kemarin siang. Saat ditemui Metro Aceh (Grup JPNN), Rabu (18/4), orang tua korban Armayanti membenarkan insiden yang menimpa sang anak. Berikut runut cerita dihimpun wartawan melalui sumber dan saksi-saksi tersebut.
Awal kejadian ini bermula kala NF pulang sekolah, di Jalan Prof. A. Majid Ibrahim, Pidie pada dua hari lalu. Korban lalu menjemput adiknya yang duduk di bangku SD. Kebetulan sekolah mereka saling berhadapan, sehingga pergi dan pulang selalu bersama-sama.
Ketika hendak menghidupkan sepmor, tiba-tiba ia didatangi lima orang perempuan sebaya. Tiga diantaranya adalah siswi MTsn Sigli yakni Nurleli, Nurmala dan Irawati. Sedangkan dua lainnya adalah murid SMP yaitu Sapridawati dan Erni. Salah seorang diantara pelaku lantas mencabut kunci sepmor dari stop kontak.
Selanjutnya mengajak Nf pergi dari lokasi, menuju belakang Rutan Sigli di Kampung Benteng, Kecamatan Kota Sigli. Tempat ini berjarak sekitar 500 meter dari sekolah korban. Karena dibawah ancaman geng siswi tersebut, NF pun tak bisa menolak. Ia dibonceng pelaku bersama adiknya tersebut, berangkat ke areal sepi dan berada di tepi pantai.
Setiba di lokasi kejadian, sepmor berhenti. Kemudian NF dipaksa turun lalu ditolak dan dimaki-maki. Merasa kalah jumlah, siswi MTsn ini tak mampu melawan. Ia pasrah tubuhnya didorong-dorong oleh kawanan geng tersebut, bahkan sampai tersungkur mencium tanah pasir. Saat pengeroyokan berlangsung, salah seorang diantara pelaku merekam adegan itu dengan ponsel untuk divideokan.
Puas melampiaskan amarah, kelima siswi lawan korban bergegas meninggalkan TKP. Sedangkan NF dan adiknya kemudian pulang ke rumah. Ternyata kejadian tersebut tak dilaporkan kepada orang tuanya.
"Dia tak ada melapor sama saya. Tau kejadian ini melalui sepupu kami, yang mendapat kabar bahwa NF sudah dikeroyok teman-temannya. Ada saksi mata melihat, tapi tak mau melerai," ujar Armayanti. Merasa anak perempuannya sudah jadi bulan-bulanan, Armayanti pun naik pitam.
"Kutanya kemarin awalnya tak mau mengaku, bahkan dibilang NF sudah damai. Dia takut karena mendapat ancaman akan dipukuli lagi , makanya tak bilang kejadian itu. Tapi belakangan ada sampai ke tangan kami, rekaman video ponsel soal pengeroyokan tersebut," papar Armayanti sambil menahan amarah.
Takut masalah ini jadi berlarut-larut, kasus selanjutnya dilaporkan ke Polres Pidie dengan nomor lapor TBL/65/IV/2012/Aceh/SPKT Pidie. "Saya tidak terima anak saya dapat perlakuan seperti itu. INi akan jadi pelajaran bagi mereka," tegas Armayanti.
Pasca aksi kejadian pengeroyokan yang dialami NF, orang tua korban mendadak berang. Tak terima atas perlakuan tak wajar tersebut, Armayanti pun melapor kepada Kepala Sekolah MTsn Sigli, Mustafa S.Ag. Naasnya bukan mendapat pembelaan, malah NF terancam dipecat karena sudah berulang kali membuat kesalahan, serta disebut memicu pertengkaran sesama siswi di sekolah itu.
"Apa rupanya kesalahan anak saya. Dia kan termasuk korban, dikeroyok rame-rame. Bahkan kini trauma karena kejadian kemarin. Bukan cuma NF yang mengalami konflik batin, adiknya pun sekarang sudah shock dan sering mengurung diri dalam kamar," kata Armayanti.
Sementara itu, Kepala MTsN Sigli Mustafa.S.Ag kepada Metro Aceh pada Rabu (18/4) siang, mengaku kasus itu terjadi di luar sekolah dan bukan tanggung jawab pihaknya. Namun informasi yang diterima perkara sudah berdamai. Bahkan pihaknya mengancam yang terlibat dalam masalah itu akan dikeluarkan dari sekolahnya. Sebab kata Mustafa, hal itu sudah terjadi berulang kali dan bukan kali ini saja. "Kita sudah konsultasi dengan dewan guru bagaimana tingkah mereka," jelasnya. (mir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 Siswi jadi Korban Kasek Cabul
Redaktur : Tim Redaksi