Salman Mengutamakan Diplomasi Ekonomi di Afrika Selatan

Rabu, 02 Mei 2018 – 20:17 WIB
Presiden Joko Widodo menyalami Salman al-Farisi sebagai Duta Besar Indonesia Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Afrika Selatan di Istana Jakarta, Rabu (2/5). Foto Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo resmi melantik Salman al-Farisi sebagai Duta Besar Indonesia Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Afrika Selatan sekaligus Republik Botswana, Kerajaan Swaziland dan Kerajaan Lesotho.

Pelantikan Salman berlangsung di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (2/5). Upacara pelantikan diawali pembacaan Surat Keputusan Presiden Nomor 76/P 2018 oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Cecep Sutiawan. SK itu diteken presiden pada 25 April 2018 lalu.

BACA JUGA: Penguin Hadirkan Tangki Multifungsi dan Hemat Ruang

Usai pelantikan, Salman yang sebelumnya menjabat Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Hubungan Antarlembaga, langsung menerima ucapan selamat dari Presiden Jokowi dan tamu undangan.

Sebagai Dubes RI LBBP yang mencakup beberapa negara, Salman mengaku akan fokus melakukan diplomasi di bidang ekonomi.

BACA JUGA: Dorong Pengusaha Baru, KAHMI Teken MoU dengan OK OCE

“Prioritas utama tentu saja diplomasi ekonomi sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden, dikuatkan oleh Ibu Menlu. Diplomasi ekonomi menjadi penting karena pada dasarnya kita sudah mempunyai dasar-dasar hubungan strategis yang sangat kuat,” ucap Salman ditemui usai pelantikan.

BACA JUGA: Jokowi Hadir, Transaksi IIMS 2018 Terkerek dan Pecah Rekor

Presiden Joko Widodo melantik Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Afrika Selatan dan Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha di Istana Jakarta, Rabu (2/5). Foto Ricardo/JPNN.com

Dia menyebutkan, Afrika Selatan merupakan salah satu negara yang memiliki kerja sama komprehensif dengan Indonesia. Bahkan, saat ini 30 persen pasar minyak kelapa sawit di negara itu kini dikuasai produk Tanah Air.

“Kita tertinggi, pangsa pasar kita adalah paling tinggi. Kita baru diikuti oleh Malaysia. Jadi 30 persen pangsa pasar kita dari kelapa sawit tapi banyak sekali hal-hal yang bisa dikerjasamakan termasuk di bidang pharmaceutical (farmasi-red),” ungkapnya.

Dia menambahkan, negara-negara Afrika yang sedang tumbuh membutuhkan obat-obatan yang sangat besar. Termasuk di antara vaksin, di mana industri tersebut cukup maju di Indonesia. Bidang inilah salah satunya yang akan dikerjasamakan ke depan.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 2018, MPM Finance Optimistis Pembiayaan Kredit Rp 6,6 T


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler