Salman Rushdie Hampir Mati, Republik Islam Iran: Salah Sendiri, Dia Layak Dikutuk!

Selasa, 16 Agustus 2022 – 13:30 WIB
Jubir Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyalahkan Salman Rushdie atas penusukan yang menimpa penulis kondang itu. Foto: ATTA KENARE / AFP

jpnn.com, TEHRAN - Pemerintah Republik Islam Iran menyebut penusukan brutal terhadap Salman Rushdie adalah buah dari kesalahan novelis kondang itu sendiri.

Rushdie ditikam belasan kali oleh seorang pria di New York, Amerika Serikat pada Jumat pekan lalu.

BACA JUGA: Salman Rushdie Ditusuk Berkali-kali, Iran Bersorak Merayakan: Setan Dalam Perjalanan ke Neraka

Hadi Matar, pelaku aksi keji itu ialah penganut Shiah keturunan Lebanon asal Fairview, Negara Bagian New Jersey.

Media setempat menggambarkan pemuda 24 tahun itu sebagai simpatisan Hizbullah, kelompok paramiliter dan partai politik garis keras Lebanon yang memiliki hubungan erat dengan Iran.

BACA JUGA: Murka, Iran Jatuhkan Sanksi Abal-Abal kepada 61 WN Amerika

Bagi Republik Islam Iran, Rushdie adalah penista agama, musuh Islam yang pantas dihabisi. Kebencian eksterm itu dipicu novel Ayat-Ayat Setan karya Rushdie yang menurut Tehran berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Tak lama setelah novel tersebut terbit pada 1988, pemimpin tertinggi Iran kala itu Ayatollah Ruhollah Khomaeni mengeluarkan fatwa yang menghalalkan pembunuhan Rushdie.

BACA JUGA: Warga Ukraina Menderita, Presiden Iran Justru Sanjung Rusia

Pemerintah Iran bahkan menawarkan hadiah USD 1 juta bagi orang yang berhasil merenggut nyawa penulis berkewarganegaraan Inggris itu.

Meski begitu, Iran membantah terlibat dalam penusukan pekan lalu yang telah membuat Rushdie terancam kehilangan salah satu matanya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan bahwa Tehran tidak ada kaitan sama sekali dengan pelaku.

Dia pun menyebut bahwa satu-satunya orang yang layak disalahkan atas insiden berdarah itu ialah korban sendiri.

"Salman Rushdie dan pendukungnya layak disalahkan dan bahkan dikutuk," kata juru bicara itu seperti dilansir Mirror.com, Minggu (15/8).

Kanaani pun menganggap wajar banyak umat Islam yang ingin mencelakai Rushdie sebagai pembalasan atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

“Dengan melanggar batas kesabaran lebih dari 1,5 miliar muslim dunia, Rushdie telah mengundang kekerasan atas dirinya sendiri,” ujar dia.

Meski begitu, dia kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam aksi brutal pekan lalu. "Tak ada yang berhak menuduh Republik Islam Iran," tegas dia.

Salman Rushdie ditikam sekitar 12 kali di sebuah acara sastra di Chautauqua, New York.

Salah satu pukulan di wajahnya menusuk matanya dan satu lagi ke perutnya, menusuk hatinya.

Terdapat juga luka tusuk di bagian perut dan dada. (mirror/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler