jpnn.com, JAKARTA - Dalam perjalanannya selama 57 tahun, Sambu Group menunjukkan komitmen kuat dalam memanfaatkan potensi kelapa secara maksimal, mulai dari santan, minyak, hingga inovasi lainnya.
Perayaan kali ini mengusung tema "Mengakar Kuat dan Tumbuh Bersama,” mencerminkan filosofi perusahaan dalam menjaga tradisi sekaligus beradaptasi menghadapi tantangan masa depan.
BACA JUGA: Berkontribusi di Industri Kelapa, Sambu Group Raih Penghargaan dalam Cocotech 2024
“Mengakar kuat berarti menjaga nilai-nilai warisan pendiri perusahaan, sementara tumbuh bersama adalah komitmen kami untuk berkembang bersama petani, mitra bisnis, dan masyarakat,” ujar Dwianto Arif Wibowo, Corporate Communication Manager Sambu Group dalam keterangannya, Kamis (5/12).
Keberlanjutan menjadi pilar utama Sambu Group. Dengan pendekatan industri kelapa terpadu, perusahaan memastikan setiap bagian kelapa dimanfaatkan secara optimal.
BACA JUGA: Dukung Kesehatan Masyarakat, Sambu Group dan YBDA Gelar Sunatan Massal
Sambu Group juga aktif memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani kelapa di Indragiri Hilir, Riau, untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
BACA JUGA: Pasar Dunia Lesu, Industri Kelapa Terdampak Langsung
Selain keberlanjutan, inovasi menjadi kunci utama dalam menghadapi kebutuhan pasar global. Sambu Group terus melakukan riset dan pengembangan produk untuk memenuhi permintaan konsumen internasional.
“Dengan akar yang kokoh, kami siap tumbuh fleksibel mengikuti tren pasar, menjadikan produk kelapa Indonesia kompetitif secara global,” tambah Dwianto.
Ulang tahun ke-57 ini juga menjadi momen refleksi bagi Sambu Group untuk memperkuat kontribusi dalam pembangunan ekonomi lokal, kesejahteraan petani, dan pelestarian lingkungan.
"Seperti pohon kelapa yang akarnya kokoh, kami akan terus berdiri teguh menghadapi tantangan. Dengan semangat tumbuh bersama, kami yakin dapat membawa kelapa Indonesia menjadi kebanggaan dunia,” tutur Dwianto. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh