jpnn.com, CIPONDOH - Legislator Banten dinilai gagal mengawal realisasi Perda Pesantren sebagaimana visi dan misi saat pembahasan hingga pengesahan pada akhir 2021.
Hal ini disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren Assalam Cipondoh, Kota Tangerang Kiai Syahrul Siddiq, saat persiapan menyambut Hari Santri Nasional yang diperingati pada 22 Oktober nanti.
BACA JUGA: Kiai Hasbi: Perda Pesantren Sangat Strategis Diperjuangkan Bersama
"Banten punya Perda Pesantren, tetapi yang disayangkan adalah realisasinya yang belum berjalan secara maksumal," ujar Kiai Sharul Siddiq, dalam keterangannya, Minggu (8/10).
Dia pun mempertanyakan kerja para legislator provinsi Banten di parlemen terkait implementasi Perda Pesantren tersebut.
BACA JUGA: Anton Charliyan Janji Perjuangkan Perda Pesantren
Kiai Syahrul Siddiq melihat para legislator di Banten, masih miskin monitor, kontrol, dan evaluasi di provinsi serta organisasi perangkat daerah (OPD).
"Fakta loh ya, hari ini masih banyak pesantren dan santri belum merasakan betul manfaat dari Perda itu," kata sang kiai.
BACA JUGA: Hari Santri Ingatkan Umat Islam Mengatasi 3 Masalah Ini
Salah satu tupoksi atau tugas pokok dari legislator selain melahirkan produk perundangan juga melakukan fungsi monitoring dan kontrol.
"ini yang menjadi soal dari kerja-kerja dewan di parlemen. Tidak komunikasi kepada para ulama, setelah disahkan tidak dikawal penerapannya. Kan, ngawur kerja dewan begitu," tuturnya.
Kiai muda asal Betawi itu pun mengajak masyarakat untuk jeli melihat pondok pesantren yang merasakan manfaaat Perda Pesantren di Banten.
"Banten Punya catatan buruk soal mengelola anggaran untuk pesantren, dikorupsi, ada rekayasa pesantren fiktif . Maka Hari ini saya ajak warga untuk ikut melakukan kontrol penerapan Perda Pesantren. Karena pesantren ini untuk kepentingan umat yang harus di-suport keberadaannya," jelasnya.
Terkait Pemilu 2024, Kiai Syahrul mengajak warga NU untuk mengevaluasi kerja para legislator yang dinilainya tidak mampu membawa aspirasi pesantren dan para santri.
"Kalau jelas ada kerjanya, kita dukung, tetapi jika tidak konkret, sudah tumbangkan jangan dipilih lagi. Kita lahirkan figur baru yang bisa membawa nilai perjuangan santri ke parlemen," tegasnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh