Sambut Kostratani, Gubernur NTT Harapkan Ada Transfer Knowledge ke Petani

Kamis, 01 April 2021 – 09:18 WIB
Kementan melakukan penguatan Kostratani Nusa Tenggara Timur. Foto: Humas BPPSDMP

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) semakin giat melakukan penguatan Kostratani di 1.465 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Termasuk juga penguatan Kostratani di Nusa Tenggara Timur.

Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM pertanian.

BACA JUGA: Kementan Gelontorkan 195 Ton Cabai Rawit untuk Menekan Kenaikan Harga di Jabodetabek

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) disetiap kesempatan selalu menggelorakan semangat penyuluhan untuk penguatan 1.465 BPP Kostratani.

“Gerakan pembangunan pertanian seperti pola Piramida Terbalik. Petani dan penyuluh di posisi teratas, BUMN dan pihak swasta di tengah dan terbawah adalah pemerintah, yang menggambarkan kontribusi dan porsinya paling sedikit,” kata Mentan Syahrul.

BACA JUGA: Merdeka Award untuk Program Inovatif Kementan di Masa Covid-19

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mendukung penuh target Mentan dan memastikan komitmen jajarannya pada 2021 melakukan penguatan pada 1.465 BPP Kostratani.

“Harus dipahami, pembangunan pertanian bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah, tetapi tanggung jawab petani dan masyarakat termasuk BUMN dan swasta, karena itu disebut sebagai gerakan,” ungkap Dedi Nursyamsi saat audiensi dengan Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat di Nusa Tenggara Timur, Rabu (31/3).

Sementara Gubernur Viktor Laiskodat menjelaskan, kunjungan kerja yang dilakukan Kementan diharapkan dapat membantu NTT keluar dari situasi sulit saat ini.

Dia pun mengucapkan terima kasih kepada Kementan yang peduli untuk membangun pertanian di NTT.

"Saat ini diketahui NTT merupakan Provinsi termiskin dan mata pencaharian sebagian besar masyarakat NTT ada di bidang pertanian dan peternakan yaitu sebesar 60 persen dari jumlah masyarakat yang ada," ujar dia.

Dia menyebut, kehadiran Kementan melalui strategi-strategi pembangunan akan sangat mendorong dan mendukung NTT untuk keluar dari situasi sulit.

Dia juga mengatakan, harus memanfaatkan kunjungan pemerintah pusat untuk transfer knowledge.

“Apa yang telah dilakukan di Sumba Tengah dan Belu dengan mempergunakan bendungan-bendungan yang telah dikerjakan oleh pemerintah pusat akan sangat membantu dan juga kami akan terus berlatih," ungkap dia.

Selain itu, Viktor menyebutkan, dengan transfer knowledge ke depannya NTT dapat membuat dan melakukan program yang sama untuk peningkatan kualitas hidup para petani NTT.

Sementara itu, lanjut dia, terkait Food Estate (lumbung pangan) Viktor menjelaskan bahwa sudah ada 15 ribu hektar lahan di Sumba Tengah yang dijadikan sebagai kawasan tersebut dan 12.000 hektar di Belu yang diharapkan menjadi tempat pembelajaran bagi para petani.

"Untuk bendungan yang sudah ada akan dikelola dan dibuat pipa agar pemanfaatan air menjadi lebih optimal," kata dia.

Viktor menilai, untuk mewujudkan pertanian kearah yang lebih maju maka elemen yang perlu diperhatikan adalah SDM Pertanian itu sendiri.

"Sehingga petani milenial yang ada sekarang diharapkan dapat memaksimalkan kemampuannya dalam menggarap hortikultura," ujar dia.

Selain itu untuk mendukung peningkatan SDM Pertanian, Kementan telah memprogramkan magang bagi petani milenial yang dalam waktu dekat ini adalah magang ke Jepang.

Menanggapi hal tersebut, Pemda telah menyiapkan 100 orang petani untuk magang di Jepang agar dapat meningkatkan kapasitas sebagai petani milenial. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler