jpnn.com, JAKARTA - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyadari bahwa Presidensi G20 Indonesia merupakan peristiwa penting yang harus didukung seluruh elemen masyarakat, sesuai dengan peminatan dan kapasitasnya. .
Oleh karena itu, Perpusnas berkolaborasi menerbitkan buku antologi 150 penulis beragam profesi dari Jawa hingga Papua dalam rangka menyambut KTT G20 tersebut. Buku itu berisikan aspirasi masyarakat sekaligus mengangkat nilai-nilai yang menjadi prioritas di forum tersebut.
BACA JUGA: Aksi Menjaga Bumi dan Lingkungan, AEON Donasi Pakaian Layak Pakai dan Buku
Penulis berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda pula, mulai ibu rumah tangga, guru, dosen, aktivis, PNS dan beberapa profesi lainnya.
Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat Perpusnas Sri Marganingsih mengatakan tema besar buku ini adalah “Dunia Baru PascaPandemi: Percikan Gagasan Pemulihan Dunia dari Indonesia.” Tema ini selaras dengan tema Presidensi G20, “Recover Together, Recover Stronger”.
BACA JUGA: Indonesia Harus Membangun Konsensus di Forum G20
“Melalui tema ini, gagasan dan pemikiran para penulis/kontributor dapat memberikan kontribusi untuk saling mendukung untuk dapat saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan,” ujarnya, Kamis (26/5).
Dia menjelaskan para penulis buku ini mencoba menjadikan G20 sebagai momentum terbaik bagi masyarakat bersama-sama mendukung kesuksesasan, yang tidak hanya memberikan dampak positif untuk dunia, tetapi juga masyarakat Indonesia.
BACA JUGA: Jokowi Dinilai Sukses Membawa Kepercayaan Dunia Terhadap Indonesia Lewat Presidensi G20
Menurutnya, pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan dunia dan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan pemikiran dan gagasan bersama bagaimana dapat pulih dari kondisi ini untuk dunia yang lebih baik.
Seiring dengan terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20, terbetik semangat untuk berkontribusi dengan cara mengumpulkan gagasan dari berbagai penulis di tanah air, terutama pada isu yang menjadi perhatian perhelatan besar itu.
Hasil tulisan ini rencananya akan dibukukan dan diterbitkan Perpusnas Press menjadi karya yang membumikan narasi agar mendapat perhatian dan dukungan masyarakat, serta sebagai masukan dalam perhelatan G20.
“Masyarakat Indonesia (termasuk di dalamnya penulis/kontributor) dan Perpustakaan Nasional RI sangat berkepentingan untuk menyukseskan G20 dengan peminatan dan kapasitas masing-masing. Sharing gagasan dalam buku ini adalah bentuk kontribusi bersama,” ungkap Sri.
Sejauh ini, kata dia, tulisan sedang dalam tahap kurasi/editing oleh tim editor. Rencananya akan diterbitkan dan diluncurkan Juli nanti, pada saat perhelatan Perpusnas Writers Festival.
Kegiatan ini adalah sebuah ajang yang mempertemukan para penulis dan pembaca dari berbagai penjuru nusantara, baik level penulis nasional yang telah menghasilkan buku-buku best seller maupun para penulis daerah yang telah bergiat dengan aktivitas-aktivitas literasinya.
Sri mengungkapkan, para penulis di buku ini akan membahas G20 dari berbagai latar belakang peminatan dan perspektif yang selaras dengan isu-isu yang akan dibahas pada perhelatan KTT G20 November nanti di Bali.
Terutama, isu-isu Sherpa Track, yaitu isu di bidang bidang yang lebih luas di luar keuangan, yaitu mulai dari lingkungan, ekonomi, budaya, bahkan agama.
Menurut Sri, tulisan-tulisan yang tertuang dalam buku ini akan dibagi ke dalam beberapa chapter.
Hal ini untuk memudahkan dalam memilah peminatan dan isu yang diangkat.
Chapter-chapter tersebut, antara lain, soal Ekosistem: Merawat Bumi Demi Masa Depan Kehidupan; Hubungan Internasional; Kesehatan; Pendidikan; Local Wisdom & Culture; Moderasi Beragam; Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Peran Perempuan, SDM & Pemuda hingga Transformasi Digital. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi