jpnn.com, BANDUNG - Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Kementerian Perindustrian telah menemukan teknologi yang mampu mengubah sampah pastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) yang dapat digunakan oleh kendaraan bermotor.
Menurut Deputi Direktur Barang dan Kemasan, Direktorat Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), KLHK, Ujang Solihin Sidik, bahwa sampah plastik memang bisa dijadikan atau diolah menjadi BBM.
BACA JUGA: Selama Lima Bulan, Indonesia Sudah Impor 882 Kontainer Sampah Plastik
"Secara prinsip sebetulnya sampah plastik itu bisa dijadikan bahan bakar minyak. Tetapi kandungannya layak digunakan atau tidak kami belum bisa memutuskan soalnya untuk memprosesnya membutuhkan teknologi dan teknologi itu tidak murah," ungkap pria yang akrab disapa Ujang saat ditemui di Bandung, Jawa Barat.
Ujang menjelaskan, untuk saat ini belum bisa diterapkan di pasar lantaran belum diketahui kandungan BBM itu seperti apa. Namun, Ujang menyebut secara prinsip plastik memang bisa jadi BBM.
BACA JUGA: KLHK dan Gojek Kolaborasi Pengurangan Sampah Plastik, Begini Caranya
"Teknologi yang bisa merubah plastik jadi BBM namanya itu pyrolysis. Dengan teknologi itu plastik bisa diubah jadi bahan bakar minyak. Itu teknologinya ada. Tapi lagi-lagi mahal. Prinsipnya bisa, tapi belum tentu bisa diaplikasikan," tegasnya.
Lebih lanjut kata Ujang, sampah plastik jadi BBM yang dikelola oleh Kemenperin merupakan protitipe. Tetapi lanjutnya BBM itu harus diuji dengan benar,
BACA JUGA: Begini Cara Band Kotak Ajak Fan Kurangi Sampah Plastik
"Itu kan masih prototipe, yang disampaikan litbang Kemenperin. Memang secara teknologi bisa tapi aplikasinya harus diuji dengan betul," imbuhnya.
Ke depannya tidak menutup kemungkinan pemerintah akan mendorong limbah plastik akan dijadikan BBM. "Pasti mendorong, ketika itu bisa dan layak diaplikasikan ya kenapa tidak, pemerintah bisa mendorong hal itu," pungkasnya. (mg9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian