Sampoerna Ubah Nama Bank Dipo

Kamis, 10 Mei 2012 – 08:14 WIB
JAKARTA - Setelah resmi mengantongi izin perubahan nama dari Bank Indonesia (BI), Group Sampoerna akhirnya mengubah nama Bank Dipo Internasional menjadi Bank Sahabat Sampoerna. Sayang ditengah upaya konsolidasi yang dilakukan setahun ini, laba Bank Sahabat Sampoerna harus tergerus 89,5. persen menjadi Rp 2,23 miliar dari sebelumnya Rp 22,262 miliar.
 
"Ini wajar saja dimasa transisi karena kami sedang melakukan konsolidasi. Bersih-bersih kredit bermasalah dari tahun sebelumnya supaya tidak mengganggu pertumbuhan bank. Ada pembentukan cadangan dan perbaikan kredit Bank Dipo," ujar Direktur Keuangan Bank Sahabat Sampoerna Agresius Kadiaman, Rabu (9/5). Seperti diketahui, Mei tahun lalu Grup Sampoerna melalui PT Sampoerna Investama mengakuisisi 85 persen saham Bank Dipo Internasional, sisanya 15 persen masih dimiliki PT Pahalamas Sejahtera sebagai pendiri.

Meski labanya belum mantap, namun PT Bank Sahabat Sampoerna optimistis mampu mendongkrak kinerjanya menjadi lebih baik lagi. Tahun ini Bank Sahabat Sampoerna menargetkan mampu menyalurkan kredit hingga Rp 1 triliun atau sedikitnya naik 50 persen dibanding tahun lalu yang hanya mencapai Rp 643,5 miliar. "Merujuk rencana bisnis kita, Bank Sahabat Sampoerna menargetkan bisa menyalurkan kredit hingga Rp 2,2 triliun pada 2014 mendatang," sebutnya

Agresius mengatakan penyaluran kredit pada masa mendatang akan difokuskan pada usaha kecil dan mikro. Hingga kini 70-80 persen komposisi kredit Bank Sahabat Sampoerna masih dikuasai pinjaman kepada usaha menengah yang sejak dahulu menjadi nasabah utama Bank Dipo. "Sasaran penyaluran kredit memang tidak bisa instan untuk mengubahnya, harus melalui tahapan yang kuat, itu juga memerlukan investasi dan pertumbuhan aset yang sehat," tukasnya.

Direktur Utama Bank Sahabat Sampoerna Indra W Supriadi mengaku kali ini tidak hanya berfokus pada usaha menengah tetapi juga ak merambah usaha mikro dan kecil yang masih banyak. Secara target, Indra berharap bisa menambah satu juta nasabah UKM lagi walaupun pihaknya menyadari persaingan dengan bank lain sangat ketat. "Persaingan sudah sangat ketat, tetapi kita optimis mampu mengambil pasar yang ada "dengan program-program yang kita rancang," ungkapnya.

Pihaknya menyadari komposisi kredit sampai saat ini masih belum merata karena lebih besar di usaha menengah. Sementara sektor mikro dan kecil belum banyak tergarap. Oleh karena itu dia berharap kedepan lebih banyak lagi program yang ditujukan untuk nasabah mikro dan kecil. "Sampai saat ini sekitar 70 persen kredit tersalurkan ke sektor menengah. Maklum, karena kita mengawali dari sektor menengah jadi untuk mikro dan kecil baru 30 persen," lanjutnya

Sementara untuk melebarkan sayap bisnisnya, Bank Sahabat Sampoerna bertekad akan menggarap sektor-sektor usaha lain yang potensial, salah satunya perdagangan. Menurut Indra, hal itu berkaitan dengan tingginya kebutuhan primer masyarakat yang akan selalu dibutuhkan setiap waktu. "Sektor perdagangan potensinya besar karena perputarannya cepat. Selain itu, sektor pertanian dengan pilihan tanaman yang tidak terlalu terpengaruh cuaca juga bisa digarap. Sektor peternakan misalnya ayam kampung dan ikan juga," terangnya

Mengenai pergantian nama, Indra mengaku hal itu dilakukan untuk memberikan semangat baru kepada seluruh karyawan Bank Sahabat Sampoerna. Disisi lain nama baru tersebut diharapkan bisa membawa kondisi kinerja yang lebih baik dibandingkan ketika menggunakan nama sebelumnya. "Pergantian nama sebenarnya sudah mendapat izin BI Februari 2012 kemarin, ini sangat penting untuk menambahkan daya saing Bank di dalam industri perbankan nasional," sebutnya.

Sampai dengan akhir 2011, Dana pihak ketiga (DPK) melonjak 31 persen menjadi Rp 811,4 miliar dari sebelumnya Rp 621,6 miliar sementara kredit tumbuh 15,04 persen menjadi Rp 643,4 miliar dari Rp 559,3 miliar. Untuk kredit, komposisinya 70 persen di sektor kredit menengah sementara 30 persen di sektor mikro dan kecil. Sementara aset Bank Sahabat Sampoerna naik 35 persen menjadi Rp 1,1 triliun dari Rp 798 miliar pada akhir 2010. "Tahun 2012 kami targetkan aset meningkat menjadi Rp 1,2 triliun," tambahnya.

"Bank Sahabat Sampoerna saat ini memiliki jaringan kantor yang tersebar di Jakarta, Medan dan Pekanbaru. Pada tahun 2012, jaringan kantor cabang akan diperluas ke Surabaya, Palembang dan kota besar lainnya. Aspek pelayanan juga akan dilengkapi dengan layanan ATM dan internet banking dalam upaya memberikan kemudahan kepada para nasabah,"Kita juga akan mengembangkan Unit Usaha Syariah (UUS) di tahun ini juga," jelasnya (wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulog Targetkan 100 Bulog Mart

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler