jpnn.com, JAKARTA - Partai Gerindra meminta pemerintah tidak menebar isu yang memunculkan ketakutan terhadap reuni 212.
Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade menegaskan, reuni 212 merupakan silaturahmi dari aksi dua tahun sebelumnya. "Berikan saja ruang kepada umat untuk berekspresi," kata Andre.
BACA JUGA: Diprediksi Ada Massa Kontra Reuni 212, Jangan Sampai Rusuh!
Dia mengingatkan, aksi 212 pada 2016 silam berjalan damai. Karena itu, dia optimistis aksi yang berlangsung besok itu tidak akan kalah damai. "Ini silaturahmi umat Islam. Memperkuat ukhuwah Islamiyah. Bahkan rundown acaranya jelas, ada salat subuh berjamaah, lalu tablig akbar, doa bersama, bahkan ada hiburan," jelasnya.
Andre menambahkan, reuni 212 juga ibarat wisata religi. Menurut dia, tidak jarang peserta yang hadir juga membawa keluarga. Apalagi, kata dia, Presiden Jokowi dan KH Maruf Amin juga diundang.
BACA JUGA: Besok Reuni 212, Bagaimana Car Free Day?
"Kami minta pemerintah jangan seolah menakut-nakuti masyarakat, membuat reuni 212 ini menjadi sesuatu yang menakutkan. Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf juga diundang. Ini kan menunjukkan bahwa Reuni 212 ini jauh dari unsur politik," ujarnya.
Ditemui terpisah, calon wakil presiden Sandiaga Uno berharap momen reuni 212 menjadi ajang pertemuan Prabowo dengan Jokowi. Sandi berharap pertemuan dua capres itu bisa menurunkan tensi politik saat ini.
BACA JUGA: Dari Kiai, Gus dan Gubernur Minta Warga Tak Ikut Reuni 212
"Saya dengar Pak Presiden dan Pak Prabowo akan hadir. Alangkah baiknya mereka bisa berpelukan di atas panggung dalam balutan zikir dan berdoa untuk negeri kita, seperti saat pencak silat kemarin," kata Sandi di kawasan Kapuk, Jakarta Barat.
Sandi sepakat bahwa reuni 212 merupakan ajang silaturahmi. Aksi 212 dua tahun silam juga banyak menjadi perhatian masyarakat dunia. "212 ini sangat damai ya, menjadi legenda di seluruh dunia," tambahnya. (bay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prediksi Neta IPW tentang Jumlah Massa Reuni 212
Redaktur : Tim Redaksi