jpnn.com, JAKARTA - Calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno menukarkan USD 1000 ke dalam bentuk rupiah, beberapa hari lalu. Ada kalangan menanggapinya sacara nyinyir.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, niat baik tidak bisa diukur dari besar kecil yang dilakukan seseorang. Ujang menilai tujuan utama Sandi untuk mengajak masyarakat yang memiliki dolar, melakukan hal yang sama.
BACA JUGA: Dekat dengan Sandiaga, Kubu Jokowi Yakin Erick Profesional
"Langkah Sandi harus dibaca, punya kepedulian terhadap bangsa yang sedang tertekan karena nilai dolar yang terus melambung tinggi," ujar Ujang kepada JPNN, Sabtu (8/9).
Menurut pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini, daripada nyinyir membandingkan jumlah dolar yang ditukar Sandi dengan yang dimilikinya, lebih baik masyarakat melakukan langkah yang sama, seperti yang dilakukan Sandi.
BACA JUGA: Dampak Rupiah Lemah Cukup Luas
"Intinya, Sandi memberi contoh nyata. Pantas ditiru masyarakat yang peduli, untuk menekan agar rupiah tidak terus merosot," katanya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini juga menilai, meski ada yang nyinyir dengan langkah nyata Sandi, namun pendamping Prabowo Subianto bertarung di Pilpres 2019 tersebut tetap diuntungkan.
BACA JUGA: Perekonomian Mulai Lesu
"Paling tidak, penukaran dolar yang dilakukan Sandi sudah lumayan untuk menaikkan popularitasnya," kata Ujang.
Sandi diketahui menukar USD 1000 miliknya di money changer Dua Sisi, Plaza Senayan, Jl Asia Afrika, Jakarta Pusat, Kamis (6/9).
Sandi mengatakan, langkah yang ia lakukan merupakan bentuk simbolisasi. Ia berharap masyarakat Indonesia, terutama para pengusaha yang memegang dolar mau melakukan hal yang sama.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Lemah, Harga Dua Bahan Pangan Ini Mulai Naik
Redaktur & Reporter : Ken Girsang