jpnn.com - JAKARTA - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengomentari sistem Smart City yang saat ini dijalankan Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Sandi, sistem Smart City di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) belum sempurna.
BACA JUGA: Diskualifikasi Capres, Preseden di Pilkada dan Kelenturan Definisi TSM
Sandi mengatakan, sewaktu dirinya melihat langsung Smart City di Balaikota, dia sempat diusir karyawan Smart City.
"Menurut saya bagus sih, anak muda banyak yang datang walau saya lihat mereka terlalu antusias dan (saya) sempat diusir juga di Smart City," kata Sandi, di kawasan Kembangan Selatan, Jakarta Barat, Minggu (8/12).
BACA JUGA: Warga Curhat Soal Minimnya Fasilitas di Sekolah, Begini Tanggapan Bang Sandi
Dikatakan Sandi, saat ini sistem tersebut sudah berjalan sesuai treknya. Namun dalam sistem tersebut tidak ada interaksi antara warga dengan Pemprov.
"Misalnya mengenai biaya hidup, rupanya di sana ada aplikasi untuk memantau harga tapi tidak bisa memastikan ada integrasinya misalnya musim apa, musim kemarau, musim panen yang ada di daerah kita bisa antisipasi harga bahan makanan tiga bulan ke depan seperti apa, pasokannya gimana. Rantai distribusinya sudah cukup sederhana atau enggak," kata Sandi.
BACA JUGA: Lari Pagi Bersama Komunitas Jakarta Berlari, Sandi Sapa Warga
Kalau hal itu bisa dihadirkan di Smart City, lanjut Sandi, warga dapat mengetahui dan dapat mengantisipasi.
"Cuaca sekarang kan El Nino nih, kekeringan dimana-mana. Itu yang bisa diantisipasi kira-kira bagaimana 3-6 bulan ke depan pasokan bahan-bahan sembako. Jangan sampai Smart City hanya memantau harga-harga yang sekarang ada, tapi kita bicara 3, 6, 9 bulan ke depan," ujarnya.
Diungkapkan Sandi, seharusnya Smart City tidak hanya sekadar aplikasi yang digunakan untuk mengecek harga di pasar kemudian di informasikan ke warga.
"Itu sih tanya pembantu juga bisa. Tapi kalau bisa memantau 3, 6, 9 bulan ke depan. Itu baru Smart," kata dia.
Ditambahkan cawagub yang berpasangan dengan Anies Baswedan itu, Smart City dapat ditingkatkan dan ditambahkan dengan aplikasi-aplikasi yang terintegrasi, seperti ke Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
"Untuk memastikan lapangan kerja hadirnya di mana, sektornya seperti apa, pendidikan gimana, anak-anak muda ini dilink and match program sistemnya," pungkasnya. (ipk/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rano Karno Akan Revitalisasi Pasar Tradisional
Redaktur : Tim Redaksi