Sandiaga Terbangkan Lagi Mandala

Modal Rp 1 Triliun, Ajak Tiger Airways

Sabtu, 21 Mei 2011 – 09:37 WIB
JAKARTA - Meskipun seluruh proses belum tuntas, Sandiaga Uno mengklaim telah memiliki 51 persen saham Mandala Airlines melalui PT Saratoga CapitalDalam rangka menghidupkan kembali maskapai yang berhenti beroperasi sejak 13 Januari 2011 itu, Sandi - sapaan akrabnya - mengaku siap menyuntikkan modal hingga Rp 1 triliun.

"Yang disepakati itu, kita 51 persen

BACA JUGA: PT KA Luncurkan Kereta Batik

Sementara Tiger Airways (maskapai Singapura) 33 persen
Tapi soal harganya belum," ujar Sandiaga Uno saat dihubungi kemarin

BACA JUGA: IHSG Menuju Level 3900

Menurut dia, untuk membuat Mandala Airlines terbang lagi, sedikitnya dibutuhkan dana minimum USD 20 juta
Itu untuk pembelian maupun penyewaan pesawat serta lain-lain.

Namun, untuk menstabilkan dan mengembangkan Mandala lebih lanjut, dia mengaku sudah menyiapkan dana hingga Rp 1 triliun melalui Saratoga

BACA JUGA: Populasi Jazz Indonesia Terbanyak di Dunia

Sandi yang sudah berpengalaman merestrukturisasi perusahaan-perusahaan bangkrut ini, mengaku perlu waktu untuk menyehatkan Mandala"Biasanya pengalaman kita, kalau restrukturisasi paling cepat tiga tahun," tukasnya.

Meski belum memiliki pengalaman di bidang airlines, namun Sandi berdalih pengalaman Tiger Airways bisa diandalkan untuk menunjang operasional MandalaItulah sebabnya Saratoga optimis operasional Mandala bisa berjalan dengan baik di bawah kontrol Tiger Airways"Kita serahkan kepada mitra kita (Tiger Airways)Saratoga hanya core investor," terangnya.

Kolaborasi dengan Tiger Airways itu, menurut Sandi akan saling menguntungkan karena bisa saling melengkapiDengan masuknya investor baru ini, dia mengakui bahwa ada kemungkinan manajemen lama akan digantiNamun begitu, dia melanjutkan, segala perubahannya harus tergantung pada kebutuhan"Kita akan melihat dari SDM yang ada," cetusnya.

Mengenai pergantian nama Mandala, Sandi mengaku belum membicarakan mengenai hal ituSebab secara pribadi, dirinya tidak terlalu mempermasalahkan hal ituMenurutnya, yang penting bagi sebuah perusahaan adalah kepuasan pelanggan"Pergantian nama belum kita bicarakanApalah arti sebuah nama, yang penting customer puas," tambahnya.

Lantas, apa yang menjadi alasan mengambil alih Mandala Airlines? Sandi berdalih itu merupakan prediksi dari prospek penerbangan ke depanMenurut dia, saat ini saja sudah dapat terlihat jumlah turis terus meningkat"Bisnis penerbangan menjanjikan sekali, tapi memang padat modalUntuk itu, kita perlu waktu untuk menstabilkan MandalaKita tidak ingin main-main," tegasnya.

Yang diprioritaskan Sandi dalam mengelola Mandala adalah membuat seluruh manajemen Mandala menjadi lebih baik lagi, kemudian meningkatkan sisi kepuasan pelangganDengan begitu, dia yakin konsumen akan datang dengan sendirinya"Sayang sekali kalau Mandala dibiarkan begitu sajaIni aset berhargaPosisi mandala bisa menjadi sentral kalau dikelola dengan baik," tuturnya.

Saat dikonfirmasi, Direktur Utama Mandala Airlines Diono Nurjadin mengaku, kerjasama dengan Saratoga Group dan Tiger Airways baru berupa kesepakatan awal yang akan dilanjutkan dengan finalisasi perjanjian investasi"Mandala baru tanda tangan kesepakatan awal dengan Saratoga dan Tiger, yang akan dilanjutkan dengan finalisasi perjanjian investasi," jelasnya(wir/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antam Kaji Pinjaman 27 Bank


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler