jpnn.com, JAKARTA - Indonesia mengalami resesi akibat pandemi Covid-19. Namun, sektor ekonomi syariah justru mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Fakta tersebut dinilai menjadi bukti besarnya potensi ekonomi syariah untuk mencetak peluang usaha sekaligus lapangan kerja di masa depan.
BACA JUGA: Gubernur BI Paparkan Tiga Langkah Mengembangkan Literasi Ekonomi Syariah
Optimisme tersebut disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam webinar bertema Kiat Sukses Berbisnis Peluang dan Tantangan yang Dihadapi Para Pelaku Usaha di Masa Pandemi, Selasa (13/7/2021).
Sandiaga mengatakan, ekonomi syariah kini tengah melewati tahap yang sangat strategis, mengingat pertumbuhannya di tengah pandemi Covid-19. Hal itu dibuktikannya dari segi kinerja ekonomi syariah secara umum yang bertumbuh 5,72 persen sejak tahun 2019.
BACA JUGA: DPD RI Dorong Bank Syariah Berkontribusi Pulihkan Ekonomi Nasional
Pertumbuhan tersebut dipaparkan Sandiaga Uno ditopang oleh makanan halal, fesyen, pertanian, dan sejumlah lini sektor ekonomi syariah.
"Potensi pasar industri halal saya melihat bahwa kita kembali kepada yang menjadi kebutuhan pokok," ungkap Sandiaga.
"Bahwa penduduk muslim dunia akan terus berkembang, mencapai 1,84 miliar dolar Amerika pada tahun 2018, pada tahun 2030 menjadi hampir sepertiga dari total populasi dunia. Mereka akan membutuhkan produk-produk halal dan thoyib," imbuhnya.
Oleh karena itu, perekonomian syariah ditegaskan Sandiaga harus bisa memetakan peluang usaha senilai lebih dari 250 miliar dolar Amerika.
Dirinya berharap agar kalangan muda dapat mengambil peluang sekaligus menjadi pemain sentral dalam ekosistem perekonomian syariah dunia.
"Saya melihat bahwa estimasi konsumsi umat muslim ada 2,2 triliun dolar Amerika, ini luar biasa sekali, ini dua kali besarnya dari ekonomi Indonesia. Saya yakin ini akan menembus jumlah 3 triliun dolar Amerika pada tahun 2024," jelas Sandiaga.
"Sebesar 76 persen dari 260 juta jiwa rakyat Indonesia, konsumsinya mencapai 220 miliar dolar Amerika dari produk dan jasa halal, atau pertumbuhannya diartikulasikan sebesar 5,3 persen per tahun," paparnya.
Ekonomi syariah dijelaskannya merupakan simbol ekonomi yang berkeadilan, tentunya bisa memberikan pemerataan, keberlanjutan dan keberpihakan ekonomi kepada masyarakat. "Satu peluang yang sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat, menghadirkan perekonomian yang berkeadilan," katanya.
Lebih lanjut dipaparkannya, Indonesia kini dihadapkan dengan situasi Vuca atau volatility, uncertainty, complexity and ambiguity. Terkait hal tersebut, Sandiaga Uno berharap kepada semua pihak untuk bisa meningkatkan tiga hal, yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi.
Inovasi meliputi peningkatan adaptasi teknologi untuk menciptakan peluang usaha sekaligus mencetak lapangan kerja. Adaptasi merujuk pada ajakan kepada seluruh pihak untuk dapat beradaptasi terhadap protokol kesehatan.
"Dan terakhir kolaborasi, selama ini kita didominasi oleh kompetisi, saatnya kita berkolaborasi. Kita berharap agar Gunadarma Sharia Economic Event ini dapat memberikan inspirasi kepada entrepreneur dan calon entrepreneur," ujar Sandiaga.
"Mudah-mudahan ini sebuah momentum kita memberi semangat, memberi suatu motivasi dan optimisme, menghadirkan keberkahan dan menjadi energi untuk kita makin bersemangat untuk bangkit memajukan perekonomian Indonesia," imbuh pria yang akrab disapa Mas Menteri ini.(dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad