Sandiaga Uno Puji Program Wisata Kemanusiaan Rotary District 3420

Sabtu, 31 Juli 2021 – 00:35 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Foto: Dok Birkom Kemenparekraf

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menggelar webinar bersama Rotary District 3420, Jumat (30/7).

Kedua belah pihak satu napas untuk mewujudkan kerja sama yang lebih konkret dan serius ke depan dalam bentuk Program Kemanusiaan Parekraf.

BACA JUGA: Polisi Tutup Ruas Jalan di Kota Palembang, Ada Apa?

Berulang kali, Sandiaga memuji organisasi pengabdian non-profit yang tertua di dunia, yang didirikan 23 Februari 116 tahun silam ini.

“Ketika kami kupas, salah satu yang meningkat dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah sisi humanity, atau kemanusiaan. Wisatawan datang bukan sekadar berwisata, tapi juga berkontribusi sosial. Dan kali ini saya bangga dengan Rotary yang berani mengangkat tema ini,” ucap Sandiaga Uno.

BACA JUGA: Tokoh Papua: Jangan Mau Diprovokasi karena Peristiwa Ini

Seolah deja vu, Sandi menceritakan sebuah momen, sekitar dua pekan setelah ditugaskan oleh Presiden Jokowi menjadi orang nomor satu di Kemenparekraf.

“Saat itu saya donor darah, dan ada perbincangan untuk memulai konsep wisata kemanusiaan. Social Humanity in Tourism. Ada yang merespons positif, ada yang negatif, dan banyak yang mem-bully,” kisahnya.

BACA JUGA: Prajurit TNI Temukan Karung, Setelah Dibongkar, Ini Isinya

Tetapi, belakangan isu soal kedermawanan justru makin naik, lagi-lagi terlepas dari pro dan kontra. Terutama setelah seorang warga di Sumatera Selatan bernama Akidi Tio, memberi sumbangan untuk penanganan Pandemi Covid-19 senilai Rp 2 triliun, Senin 26 Juli 2021 lalu. Tokoh ini, tidak pernah muncul, tak pernah tampil, di peta pengusaha nasional.

“Angka yang sangat spektakuler, fantastik, dan menginspirasi. Bisa menjadi pemicu semangat orang Indonesia lain, untuk aksi kemanusiaan membantu sesama,” ungkap Sandiaga, yang juga ikut terkaget sekaligus kagum dengan kedermawanan Akidi Tio.

Menurut dia, peristiwa itu memperteguh keyakinannya, bahwa pariwisata berbasis kemanusiaan itu ada, dan eksis. Dan itu sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, dengan gotong royong, spirit saling membantu, berbuat baik untuk sesama.

“Bahkan, kalau dipilih orang paling dermawan di dunia, mungkin orang Indonesia. Karena itu, saya harap ke depan, bisa dikembangkan dan bekerja sama dengan Rotary District 3420 ini,” tuturnya.

Lebih lanjut, menteri berkacamata frame hitam itu mempresentasikan tiga poin penting untuk pariwisata dan ekonomi kreatif agar segera recovery pascapandemi. Yakni Gaining Confidence, Fasilitasi Usaha Parekraf dan gongnya yang terkait dengan Rotary Club adalah Program Kemanusiaan Parekraf.

Program ini memang sudah ada di Kemenparekraf, dan dikategorikan sebagai wisata Minat Khusus. Bagai dulang, dengan tudung saji, sangat selaras, amat serasi dengan inisiasi Rotary D-3420.

Di Kemenparekraf sendiri, lanjut Sandiaga, sudah mencanangkan Gerakan BISA: Bersih, Indah, Sehat, Aman, untuk mengakselerasi penerapan protokol kesehatan dan revitalisasi destinasi pariwisata yang berkelanjutan.

“Bersih, itu melakukan pembersihan destinasi wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Indah, itu seperti penanaman terumbu karang, pengecatan amenitas, tourism informationcenter, toilet, dan lainnya. Sehat, dengan pengukuran suhu, disinfektan, penyediaan sarana Kesehatan seperti masker, hand sanitizer, portable washtafel, thermogun dan lainnya. Aman, itu peningkatan fasilitas keselamatan, penyediaan dan pembaharuan papan informasi safety code, jalur evakuasi dan lainnya,” jelas Sandi.

Menteri Sandiaga Uno mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Rotary District 3420 ini. Karena itu, ke depan, mereka sepakat untuk menjalin kolaborasi dan kerja sama.

Di Kemenparekraf sendiri, sudah merumuskan kunci sukses di masa pandemi, yakni inovasi, adaptasi dan kolaborasi.

“Nah, kami siap bekerja sama untuk memulihkan sektor pariwisata dan industri kreatif, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, dengan #Gercep (gerak cepat), #Geber (gerak Bersama), dan #Gaspol (garap semua potensi lapangan kerja!” kata Sandiaga.

Jalannya seminar melalui web itu juga berlangsung sangat akrab. Mengawali presentasi, Sandi Berpantun, yang dia singkat dengan istilah “Santun”, menyegarkan suasana.

Pantun itu, kata dia, sudah diakui UNESCO sebagai warisan dunia tak benda, world heritage culture. Maka kalau tidak terus dipakai, bisa hilang.

“Bangun tidur tak lupa sarapan, sarapan pagi pakai lontong ketupat.
Salam hormat saya ucapkan, untuk para hadirin Rotary yang terhormat.
Pergi ke pasar membeli buah alpukat, tidak lupa juga membeli keperluan lainnya.
Jika sektor Parakraf nanti Insya Allah melesat, perekonomian maju, masarakat sejahtera..”
“Batik Indonesia tentu memiliki beragam motif
Motifnya menarik dengan ciri khas yang istimewa
Mencari organisasi pengabdian masyarakat yang paling aktif
Tentu rotary International yang menjadi referensinya.”

Sementara itu, District Governor Cindy Bachtiar dalam welcome speech menjelaskan, bahwa Rotary adalah organisasi pengabdian non profit, -bukan organisasi sosial-, yang sudah ada di 200 negara, dengan membership lebih dari 1,2 juta orang.

Di Asia, Rotary sangat berkembang di Pakistan, Bangladesh, Filipina, dan di Indonesia memiliki 58 klub.

“Di Indonesia didirikan tahun 1927, dan dibagi menjadi 2, yakni District 3410 di wilayah barat, dan kami di District 3420 di Indonesia bagian timur,” jelas Cindy.

District 3420 ini, kata dia, meliputi Semarang, Kudus, Pati, Solo, Madiun, Malang, Surabaya, Bali, Lombok, Kupang, Sorong, Makassar.

Organisasi ini bersifat inklusif, terdiri dari para professional, pelaku usaha, filantripi, dan tidak membedakan suku, ras, agama, antargolongan.

“Prinsip kami, service above self, mendahulukan kepentingan umum,” ucap DG Cindy yang dipuji Sandi sebagai sosok yang Very Gubernatorial itu.

Ada tujuh area aktivitas yang dikerjakan Rotary selama ini. Dari soal pendidikan dan literasi, pengembangan ekonomi, sanitasi, kesehatan ibu dan anak, mengatasi konflik, pencegahan penyakit dan penangannya, serta lingkungan.

Rotary membantu banyak persoalan di belahan bumi manapun, dan disupport oleh para anggota dari negara lain, seperti Belanda, Korea, Australia, Amerika Serikat, Jepang, melalui Rotary Foundation yang berkantor pusat di Illenois USA.

Misalnya, salah satu program yang sudah lebih dari 35 tahun dikerjakan secara konsisten adalah “End Polio Now” Bersama The Gates Foundation. Program ini sudah menjangkau tiga miliar anak di banyak negara, dan saat ini sudah menembus 99,99 persen bebas polio.

“Karena itu salamnya seperti ini,” ucap Cindy sambil mengepalkan jari kelingking, jari manis dan jari tengah. Lalu membuka telunjuk dan ibu jari, yang artinya, tinggal sedikit lagi.

Di pariwisata, saat pandemi, kata Cindy, Rotary D-3420 sudah membantu banyak hal, seperti wastafel, sarana cuci tangan, di lokasi wisata di banyak kota di Indonesia. Lalu membagi 10.000 kain masker 95 untuk para tenaga medis di rumah sakit dan klinik.

“Juga membantu satu juta masker kain yang disebar luaskan ke seluruh warga Indonesia yang membutuhkan,” lanjutnya.

Lalu, saat ini pihaknya juga sedang berkolaborasi dengan District 3410 untuk membantu tabung oksigen, yang saat ini sedang dibutuhkan.

Di Ekonomi Kreatif, pihaknya juga membentuk Rotary Commmunity Corps (RCC), pembinaan terhadap masyarakat dalam keloimpoik kecil agar lebih berdaya.

“Kami siap dan senang hati untuk bekerja sama dan kolaborasi dengan Kemenparekraf,” ungkapnya. (jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler