Sandiaga Uno Sebut Komite PEN Tidak Efektif

Kamis, 13 Agustus 2020 – 18:06 WIB
Sandiaga Uno (kanan). Foto: dok for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Sandiaga Salahudin Uno meminta generasi muda atau milenial memanfaatkan peluang usaha di tengah pandemi covid-19.

Dia menyebut, ada banyak usaha yang bisa dikerjakan saat sekarang ini, sejalan dengan aturan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

BACA JUGA: Istri Sandiaga Uno Beli Sepeda Brompton Milik Jusuf Kalla, Harganya Fantastis

Sandi menegaskan, anak-anak muda milenial supaya bisa menangkap peluang apa yang ada di balik pandemi ini.

Tokoh enterpreneur nasional itu berpendapat, dalam kondisi wabah, kebutuhan ekonomi masyarakat akan berbasis kesehatan dan keselamatan, serta kebutuhan olahraga dan juga makanan siap saji.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Tawarkan Solusi Selamatkan Indonesia dari Resesi

"Ini karena kita tidak bisa menunggu dari kerja tim PEN yang dibentuk pemerintah. Karena organisasinya sangat gemuk, berpotensi membuat birokrasi baru, dapat memperlambat eksekusi program, membuat K/L serta pemda makin kebingungan untuk koordinasi. Apalagi dunia usaha," tegas Sandi dalam keterangan resmi, di Jakarta.

Sandi tetap optimistis dan menaruh pada kaum milenials. Menurutnya, millenial menjadi tulang punggung ekonomi. 

BACA JUGA: Sandiaga Uno Menunggu Jurus Jitu Pemerintah Hindari Resesi

"Ini kan, generasi-generasi yang dahsyat. Karena, sebelum pandemi ini, mereka sudah digital needed dan milenial ini menjadi lini terakhir kita untuk di pandemi ini. Milenial juga menjadi tulang punggung di fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan,” ujarnya.

Oleh karena itu, investasi yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun institusi serta perusahaan swasta terhadap generasi muda, melalui sejumlah kegiatan pendidikan, pelatihan, ataupun kompetisi yang dihadirkan, akan berkontribusi penting terhadap masa depan Indonesia.

Sebagai pemgusaha muda, sandi mengatakan, sudah waktunya mendorong generasi muda menjadi lokomotif yang turut berkontribusi, dalam membangun perekonomian Indonesia.

Sandi pun mengajak anak muda menjadi pengusaha dengan kreativitas, dan inovasi yang diciptakan sendiri.

Menurutnya, di saat ini tidak sedikit wirausahawan muda yang lahir.

“Saya melihat banyak potensi anak muda dalam pembangunan ekonomi di Indonesia,” katanya. 

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi menuturkan, saat pandemik ini yang berkembang adalah investor retail.

Namun, ucap dia, perkembangan ekonomi juga tergantung dari adanya politik luar negeri seperti pemilu di Amerika Serikat, tetapi pengaruh Fed juga berpengaruh terkait dengan perekonmian dunia. 

“Indeks harga saham kita adalah minus 18,34 persen, tapi kalau secara sepuluh tahun kita masih di atas rata-rata di Asean. Dan index yang terendah tahun ini dan naik sekarang mulai Rp 9,8 trilin,” tuturnya.  

Sehingga, dia berharap, ini akan tetap naik, dan lebih baik dari krisis sebelumnya tahun 1998 lalu.

Begitu juga pada 2008, indeks terkoreksi--sebelum covid ini--juga sudah turun dan setelah covid tidak banyak turunnya. 

Founder KAHMIPreneur dan juga anggota komisi XI DPR RI Kamrussamad menegaskan, sebenarnya perkembangan ekonomi sangat berpengaruh pada ekspor impor, kunjungan wisatawan dan investasi.

Sehingga bila ketiga faktor itu turun, maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Kalau menurut pemerintah, kita belum masuk resesi. Namun, beberapa pengamat mengatakan kalau Indonesia sudah masuk ke resesi,” tegasnya.

Bahkan pada kuartal satu di angka -2,41 persen, sehingga ini sudah bisa dibilang masuk resesi. 

Namun, Kamrussamad menegaskan, sektor yang masih masuk dan berkembang adalah sektor argo preneur.

“Ada empat jurus, membuka sektor produktif, pertanian yg berbasis argopreneur dan argo industry, percepat restrukturisasi, dan transformasi digital,” tegasnya.  

Oleh karena itu, kata Kamrussamad, apabila menjadi salah satunya--menjaga kestabilan ekonomi juga dengan menjadi investor yang aktif di pasar modal, maka diharapkan generasi muda secara tidak langsung membantu perekonomian Indonesia.

Dia menegaskan, bahwa jumlah investor di Indonesia sampai dengan hari ini belum mencapai satu persen dari total penduduk Indonesia.

Meski telah terjadi peningkatan tiap tahunnya, jumlah tersebut masih menjadi tantangan besar bagi pasar modal Indonesia.

Apalagi dengan tingginya tingkat imbal hasil yang dimiliki oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 5-10 tahun terakhir, pasar modal seharusnya bisa memberi kontribusi lebih banyak untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Dikatakannya, KAHMIPreneur akan terus mengajak generasi muda untuk belajar berinvestasi saham, dan investasi lainnya dengan memanfaatkan teknologi dan aplikasi digital.

"Apalagi saat ini dukungan teknologi sangat luar biasa,” ucapnya. (rdo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler