Sandiwara Sastra Kemendikbud Bertabur Bintang Ternama

Senin, 06 Juli 2020 – 21:02 WIB
Aktrs film dan teater Happy Salma ikut memproduseri Sandiwara Sastra. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Program siniar atau podcast Sandiwara Sastra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melibatkan puluhan aktor dan aktris ternama di tanah air.

Di antaranya Adinia Wirasti, Ario Bayu, Arswendy Bening Swara, Asmara Abigail, Atiqah Hasiholan, Chelsea Islan, Chicco Jerikho, Christine Hakim, Eva Celia, Happy Salma, Iqbaal Ramadhan, Jefri Nichol, Kevin Ardilova, Lukman Sardi, Lulu Tobing, Marsha Timothy, Mathias Muchus, Maudy Koesnaedi, Najwa Shihab, Nicholas Saputra, Nino Kayam, Oka Antara, Pevita Pearce, Reza Rahadian, Rio Dewanto, Tara Basro, Vino G. Bastian dan Widi Mulia.

BACA JUGA: Top! Begini Jurus Kemendikbud Untuk Wujudkan Wilayah Bebas Korupsi

Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, podcast Sandiwara Sastra ini sebagai bentuk inovasi dan bagian dari program Belajar dari Rumah di masa pandemi COVID-19.

Alih wahana karya sastra Indonesia ke dalam medium audio ini ditujukan untuk memperkenalkan dan menghidupkan kembali karya-karya sastra Indonesia.

BACA JUGA: Happy Salma Angkat Karya Pramoedya ke Panggung Teater

“Sastra menempati posisi penting dalam pemajuan budaya dan pembentukan karakter bangsa,” ujar Mendikbud Nadiem pada telekonferensi peluncuran siniar Sandiwara Sastra di Jakarta, Senin (6/7). 

Karya sastra pada hakikatnya tercipta dari situasi dan pergulatan diri. Pengalaman, pengamatan, serta pemaknaan situasi dan latar belakang sejarah dalam karya sastra merupakan bentuk penguatan karakter. Melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan. 

BACA JUGA: Mensos Ajak Komunitas Pekerja Film, Teater dan Seni Jadi Pemenang Lawan Covid-19

“Seperti sekarang ini, pandemi memberi waktu bagi kita memetik makna dan belajar menjadi manusia kuat yang mampu menyongsong masa depan,” jelasnya. 

Alih wahana sastra ke dalam bentuk sandiwara audio siniar ini dapat disimak mulai 8 Juli 2020 pukul 17.00 WIB melalui podcast audio @budayakita.

Sandiwara audio yang masing-masing berdurasi 30 menit ini juga akan disiarkan melalui Radio Republik Indonesia (RRI).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menjelaskan, melalui sandiwara sastra, Kemendikbud memiliki misi untuk memantik minat masyarakat dalam mengenali lebih dalam budaya dan karakter manusia Indonesia.

“Kemendikbud juga ingin membangkitkan minat untuk menulis agar tercipta karya-karya sastra baru yang berkualitas. Bahkan, gerakan untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap sastra Indonesia di kalangan anak muda,” imbuh Hilmar.

Hilmar juga menyampaikan alasan Kemendikbud mengalih wahanakan karya sastra ke dalam format audio siniar dan siar.

“Sandiwara Sastra adalah langkah untuk mendekatkan khazanah sastra kepada publik. Di masa lalu, sandiwara audio yang disiarkan lewat radio sangat populer. Ketika muncul media audio-visual dan kemudian media sosial, bentuk ini mulai memudar popularitasnya. Namun belakangan, dalam beberapa tahun terakhir, ada kebangkitan media audio seperti podcast,” tutur Hilmar.

Sandiwara Sastra merupakan kolaborasi produksi antara Kemendikbud, Yayasan Titimangsa, dan KawanKawan Media. Alih wahana karya sastra ini diproduseri oleh aktris film dan teater Happy Salma dan produser film Yulia Evina Bhara. Disutradarai oleh sutradara teater, aktor film, dan pendiri Teater Garasi Gunawan Maryanto, (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler