jpnn.com, JAKARTA - Widodo Cahyono Putro terbukti mampu mengangkat prestasi Bali United. Tiga kemenangan beruntun Serdadu Tridatu –julukan Bali United- jadi buktinya.
Termasuk dua laga di bulan Agustus. Yakni, kala menang 2-0 kontra PSIS Semarang (4/8) dan melibas Perseru Serui 2-1 (10/8).
BACA JUGA: Bali United Bikin Kandang Perseru Tak Angker Lagi
Menang lawan PSIS memang wajar. Tapi, tak wajar kalau sampai bisa menang kontra Perseru di stadion Marora, Serui. Selain Bali United, hanya PSM Makassar yang bisa menang di Serui.
Kemenangan itu sekaligus membuat Bali United kembali dalam perburuan gelar juara. Mereka berada di posisi tiga. Terpaut tiga poin dari Persib Bandung di puncak klasemen. Sangat pantas jika Widodo dinobatkan sebagai pelatih terbaik bulan Agustus versi Jawa Pos dan Statoskop.
BACA JUGA: Bali United Selangkah Lagi Gaet Gelandang Timnas Irak
Sebab, mereka sempat terseok di awal musim. Serdadu Tridatu bahkan terperosok di posisi ke-12 pada pekan 8. Mereka menelan tiga kekalahan dan tiga hasil imbang, serta hanya meraih dua kemenangan.
Start buruk untuk tim yang musim lalu menjadi runner up Liga 1. Tapi, Widodo tetap tenang. Dia menilai performa naik turun anak asuhnya sangat wajar. Turun di kompetisi AFC Cup yang disusul Piala Presiden menjadi alasannya.
BACA JUGA: Ini Perkiraan Pemain PSMS vs Bali United
"Saat tim lain berbenah, kami sudah fight (di AFC Cup). Maka wajar kalau saat Liga dimulai, psikologis anak-anak sudah lelah. Sementara tim lain sedang segar," kata Widodo kepada Jawa Pos.
Bali United memang mengawali AFC Cup 2018 sejak Februari. Sementara di Piala Presiden, mereka lolos hingga babak semifinal sebelum dikandaskan Sriwijaya FC.
Saat mencoba bangkit, ada saja halangan yang datang. Pertama soal badai cedera. Irfan Bachdim mengalami cedera engkel saat bersua Arema FC (18/5). Setelah lini depan, disusul lini belakang.
Dua bek asing sekaligus pilar mereka, Demerson Bruno Costa (Brasil) dan Ahn Byung-keon (Korsel) mengalami cedera parah. Situasi yang akhirnya memaksa Widodo kudu mendepak kedua pemain tersebut.
Belum tuntas soal cedera, Widodo kembali dipusingkan dengan performa penggawa asingnya yang tak kunjung moncer. Milos Krkotic tampil loyo. Pemain asal Montenegro itu tak mencetak gol dan mencatatkan assist sama sekali dalam sembilan laga. Dia pun terdepak.
Dalam kondisi penuh tekanan, Widodo langsung melakukan diskusi dengan manajemen. "Saya sampaikan (ke manajemen) kondisi tim. Ada pemain cedera, dan soal performa pemain asing. Ternyata, manajemen paham. Mereka sanggup mendatangkan pemain baru. Dukungan manajemen sangat penting," kata pelatih 48 tahun itu.
Di lini belakang, Bali United mendaratkan Mahamadou N'Diaye dan Novan Sasongko. Sementara Melvin Platje (Belanda) datang untuk mengisi pos yang ditinggal Krkotic.
Kehilangan Stefano Lilipaly dan Ricky Fajrin yang membela timnas juga tak menjadi hambatan bagi Bali United untuk bangkit. “Saya punya 32 pemain, saya selalu sampaikan agar mereka siap turun kapan pun,” katanya.
Meski mampu membawa Bali United bangkit, Widodo enggan jemawa. “Ini semua berkat kerja keras tim. Semua elemen mampu bekerja dengan sangat baik” terang pelatih kelahran Cialcap itu. (gus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lini Pertahanan Bali United Bermasalah
Redaktur & Reporter : Soetomo