JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Djohar Arifin Husin menyatakan sanksi yang diberikan kepada 15 klub Indonesia Super League (ISL) adalah untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia. Langkah ini menurutnya sudah sesuai dengan amanat dari FIFA.
"Kami ingin menyelamatkan sepakbola Indonesia dari sanksi. AFC juga meminta kami (PSSI) untuk bisa merangkul semua golongan," ujar Djohar melalui sambungan telepon, Kamis (24/1).
Mantan staf Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ini menyatakan, FIFA melalui AFC telah memberi mandat kepada PSSI untuk merangkul klub-klub ISL. Jika tidak, PSSI harus bersikap tegas.
"Mereka (AFC) berpesan, kalau ada yang tidak bisa dirangkul, ya gunakan aturan. Karena itu, kami bersikap tegas kepada pemain dan klub dengan memberikan mereka sanksi. Karena, mereka tidak mengindahkan aturan yang ada," jelasnya.
Dengan dijatuhkannya sanksi tersebut, PSSI akan meminta bantuan kepada AFC, untuk mendukung dan melegitimasi langkahnya ini. "Semua kebijakan ini akan kami buatkan laporan dan mengirimkannya kepada AFC pada akhir bulan Januari," ungkapnya. (abu/jpnn)
"Kami ingin menyelamatkan sepakbola Indonesia dari sanksi. AFC juga meminta kami (PSSI) untuk bisa merangkul semua golongan," ujar Djohar melalui sambungan telepon, Kamis (24/1).
Mantan staf Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ini menyatakan, FIFA melalui AFC telah memberi mandat kepada PSSI untuk merangkul klub-klub ISL. Jika tidak, PSSI harus bersikap tegas.
"Mereka (AFC) berpesan, kalau ada yang tidak bisa dirangkul, ya gunakan aturan. Karena itu, kami bersikap tegas kepada pemain dan klub dengan memberikan mereka sanksi. Karena, mereka tidak mengindahkan aturan yang ada," jelasnya.
Dengan dijatuhkannya sanksi tersebut, PSSI akan meminta bantuan kepada AFC, untuk mendukung dan melegitimasi langkahnya ini. "Semua kebijakan ini akan kami buatkan laporan dan mengirimkannya kepada AFC pada akhir bulan Januari," ungkapnya. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Valdes Tolak Kontrak Barcelona
Redaktur : Tim Redaksi