Keberhasilan Santos menggenggam gelar ketiga mereka di kompetisi antarklub paling bergengsi di Amerika Selatan itu setelah menang 2-1 (0-0) atas Penarol pada second leg final di Pacaembu
BACA JUGA: Nerazzurri Berpaling ke Gasperini
Sebelumnya, pada first leg, kedua tim bermain seri tanpa gol.Kemenangan atas Penarol juga mengulang hasil yang sama pada final edisi 1962
Sejak semula, Santos memang lebih diunggulkan memenangkan laga final melawan Penarol
BACA JUGA: Pemain Diminta Tidak Tambah Libur
Dari segi permainan, Santos juga mendominasi laga, tapi selalu gagal menjebol gawang Penarol yang dikawal kiper Sebastian Sosa di babak pertama.Baru pada babak kedua, Santos mampu memecah kebuntuan melalui gol Neymar pada menit ke-46
BACA JUGA: Spanyol U-21 Siap Ikuti Jejak Senior
Adapun satu-satunya gol Penarol terjadi kibat bunuh diri bek Santos Durval di menit ke-79."Kami harus berterima kasih kepada dua pemain muda kamiMereka menjadi penentu pada pertandingan penting iniNeymar memang bermain kurang baik di babak pertama, karena pertahanan lawan tertutup, tapi dia menggila di babak kedua," kata Pele, legenda Santos, seperti dikutip AP.
Pele ikut larut dengan para pemain Santos yang merayakan kemenangan di dalam lapangan usai lagaTampak pula dia menitikkan air mata"Sudah lama saya menantikan kembali momen seperti ini," ungkap Pele.
Kepuasan juga tercurah di wajah Muricy Ramalho, pelatih SantosIni adalah gelar Copa Libertadores pertamanya"Saya memenangkan lima gelar juara di Brazil, tapi masih mendapat kritik dari fans karena belum pernah juara LibertadoresSekarang saya lega," jelas Ramalho.
Sedangkan kekecewaan terlihat di wajah para pemain Penarol"Saya tidak tahu apakah ini skor yang adil, tapi sejarah mencatat bahwa juaranya adalah SantosTim kami melakukan yang terbaik pada final kali ini," bilang Juan Manuel Olivera, striker Penarol.
Sayang, kemenangan Santos itu sedikit ternoda dengan keributan yang terjadi seusai laga ketika penyerahan medali perak untuk Penarol yang menjadi runner-upPertengkaran sempat terjadi ketika para pemain merayakan kemenangannya.
"Fans Santos masuk lapangan dan memprovokasi kamiMereka harus belajar bagaimana cara untuk berselebrasiKami bisa menerima kekalahan ini," bilang Alejandro Martinuccio, striker Penarol.
Kegagalan itu membuat Penarol mengubur mimpi mereka merebut gelar keenam di Copa Libertadores dan menyamai Boca JuniorsIni juga menjadi kekalahan kelima mereka dalam sepuluh final yang pernah dilakoni mereka(ham)
Juara Copa Libertadores (10 Tahun Terakhir)
Tahun Juara Runner-up
2011 Santos (Brazil) Penarol (Uruguay)
2010 Internacional (Brazil) Guadalajara (Meksiko)
2009 Estudiantes (Argentina) Cruzeiro (Brazil)
2008 LDU Quito (Ekuador) Fluminense (Brazil)
2007 Boca Juniors (Argentina) Gremio (Brazil)
2006 Internacional (Brazil) Sao Paulo (Brazil)
2005 Sao Paulo (Brazil) Atletico Paranaense (Brazil)
2004 Once Caldas (Kolombia) Boca Juniors (Argentina)
2003 Boca Juniors (Argentina) Santos (Brazil)
2002 Olimpia (Paraguay) San Caetano (Brazil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaet Pemain dari ISL
Redaktur : Tim Redaksi