Santoso dan Basri Jadi Buruan Utama Polisi

Selasa, 26 Mei 2015 – 12:40 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Polri terus memburu gembong teroris nomor wahid di Indonesia, Santoso alias Abu Wardah alias Pak De beserta anak buahnya. Salah satu anak buah Santoso yang masuk daftar teratas untuk diburu adalah Basri alias Ayas alias Bagong.

Basri dikenal licin. Ia kabur dari tahananan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Ampana, Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, beberapa tahun lalu.

BACA JUGA: DPR Segera Panggil Menteri Gobel

"Target kita Santoso dan Basri. Ini yang akan kita terus kejar," ujar Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti di Mabes Polri, Selasa (26/5).

Badrodin pun mengakui sulitnya perburuan atas Santoso dan Basri akibat kondisi medan. "Karena memang di hutan yang luas," timpal Badrodin.

BACA JUGA: Kapolri Janji Telusuri Jenis Pemalsuan Ijazah

Santoso merupakan gembong teroris yang saat ini masih belum diketahui tempat persembunyiannya. Padahal, sejumlah kurir maupun kaki tangannya sudah berhasil ditangkap Polri. Dugaan selama ini hanya menyebut Santoso bersembunyi di hutan belantara Poso, Sulawesi Tengah.

Sedangkan Basri merupakan terpidana kasus sejumlah aksi terorisme di Poso pada 2005. Ia kabur dengan alasan menjenguk keluarganya yang sedang sakit di wilayah konflik itu pada 2013 lalu.

BACA JUGA: Bareskrim Belum Tahan Tersangka Alkes RSUD Batam

Meski demikian, sejumlah kurir-kurir Santoso telah berhasil diringkus. Termasuk tujuh anak buah Santoso yang diringkus dalam operasi sejak Jumat (22/5) hingga kemarin (25/5) di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Dari operasi perburuan itu, dua anak buah Santoso tewas tertembak. Menurut Badrodin, dua orang yang diduga kurir Santoso itu ditangkap saat hendak mengirim senjata beserta amunisi dari Sulsel ke Palu, untuk kemudian dilanjutkan ke Poso.

"Pada saat penyerahan itu terjadi kontak tembak sehingga dua orang meninggal dunia," beber Badrodin.

Manan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri itu menambahkan, polisi akan menelusuri asal senjata yang hendak dikirim ke kelompok Santoso. Menurutnya, senjata itu diduga dari berbagai sumber baik dalam maupun luar negeri.

"Ada yang diselundupkan dari luar negeri. Kita beberapa kali menemukan senjata buatan Filipina," katanya.

Menurutnya, penyelundupan senjata itu bisa dilakukan mengingat pintu masuk melalui jalur laut sangat banyak. "Pintu masuk banyak, laut, pinggir pantai, itu pintu masuk semua," jelasnya.

Namun, Badrodin belum memastikan apakah senjata itu bantuan dari kelompok teroris lain di dalam maupun luar negeri, atau diselundupkan dan dibeli secara illegal. "Tapi,  faktanya itu (senjata, red) ada di wilayah kita," ucap mantan Kapolda Sulteng ini.(boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Segera Beber Hasil Uji Sampel Beras Plastik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler