Santri Pulang Kampung Kena Screening Corona, 10 Masuk ODP

Jumat, 03 April 2020 – 22:40 WIB
Santri yang mendapat penyaringan kesehatan sebelum ke rumah. Foto: Antara

jpnn.com, JEMBER - Otoritas Jember melakukan penyaringan kesehatan terhadap puluhan santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, dan Pesantren Nurul Jadid Probolinggo yang pulang kampung ke Jember, Jawa Timur, untuk menemui keluarga mereka.

Kegiatan penyaringan kesehatan itu dilakukan dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19, Jumat.

BACA JUGA: Santri di Pondok Pesantren Tebuireng Mulai Dipulangkan

"Sebanyak 89 santri Ponpes Nurul Jadid menjalani pemeriksaan kesehatan atau 'screening' di alun-alun Kecamatan Ambulu dan sebanyak 42 santri Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo di-'screening' di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Sukowono," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember Gatot Triyono di Jember, Jumat.

Ia menjelaskan puluhan santri Ponpes Nurul Jadid diperiksa oleh tim medis PKM Ambulu, sebelum mereka diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing, sedangkan pemeriksaan itu berjalan lancar.

BACA JUGA: Perang Melawan Corona, Rwanda Tak Segan Berutang Rp 1,8 Triliun ke IMF

"'Screening' (penyaringan) itu bertujuan untuk mendeteksi semua orang yang masuk ke Jember dalam keadaan sehat dan mereka tidak terpapar virus corona," tuturnya.

Dari 42 santri Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo yang menjalani penyaringan, 10 santri mengalami keluhan batuk, sehingga berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan mendapat obat dari petugas medis PKM Sukowono.

BACA JUGA: Pegawai KPK Tuduh Menteri Yasonna Manfaatkan Corona untuk Bebaskan Koruptor

"Para santri yang memiliki gejala batuk diminta untuk memakai masker setiap hari, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan melakukan isolasi mandiri di rumah," katanya.

Apabila para santri yang batuk itu mengalami keluhan yang lebih parah, seperti sesak napas dan demam lebih dari 38 derajat Celcius, katanya, mereka disarankan segera ke PKM terdekat.

"Kami juga minta santri yang tidak memiliki gejala batuk atau pilek juga melakukan isolasi mandiri, apabila mengalami keluhan, seperti batuk, pilek, sesak napas, dan demam tinggi" ujarnya.

Mereka yang masuk Kabupaten Jember dideteksi suhu badannya. Jika suhunya normal, tetapi berasal dari zona merah maka orang itu diberi formulir riwayat kesehatan, dicatat, dan diberi tanda.

Tanda yang diberikan berupa gelang khusus berwarna dengan barcode yang diberikan kepada orang yang masuk kategori orang dengan risiko (ODR) mendapatkan gelang kuning, dan orang dalam pemantauan (ODP) yang memiliki salah satu gejala keluhan sakit akan mendapatkan gelang merah. (ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler