jpnn.com - jpnn.com - Harga daging sapi di Jawa Timur masih sangat mahal dalam dua bulan terakhir.
Meski begitu, ada kecenderungan sapi yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) turun.
BACA JUGA: Harga Cabai Rawit di Atas Daging Sapi, Pedagang Rugi
Karena itu, Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim meminta supaya ada peningkatan kerja sama antara peternak, pedagang, dan pengelola RPH.
Ketua PPSDS Jatim Muthowif menyatakan, harga karkas (daging dan tulang potong tanpa kepala, kaki, dan jeroan) naik menjadi Rp 86.000–Rp 87.000 per kg.
BACA JUGA: Konsumsi Daging Naik, Pemerintah Impor Sapi Indukan
Kemudian, harga daging lepas tulang berada di kisaran Rp 90.000–Rp 91.000 per kg sesuai dengan kualitasnya.
Sementara itu, harga daging kualitas standar di pasar tradisional mencapai Rp 110.000 per kg.
BACA JUGA: Rp 10 Juta untuk Rani, Diambil dari Jatah Daging Luthfi
’’Sejauh ini harga masih stabil tinggi,’’ kata Muthowif, Minggu (26/2).
Berdasar informasi yang diperoleh PPSDS Jatim, ada sapi impor siap potong yang masuk ke Jatim.
’’Walaupun ada sapi impor, belum bisa menurunkan harga,’’ imbuh Muthowif.
Bukan hanya itu, di pasaran juga dijumpai daging beku impor.
Misalnya, daging dari Australia seharga Rp 80.000–Rp 85.000 per kg.
Selanjutnya, harga daging dari India lebih murah, yakni Rp 70.000–Rp 75.000 per kg.
’’Masuknya daging beku impor tersebut membuat permintaan cenderung turun,’’ jelasnya.
Buktinya, jumlah sapi yang dipotong di RPH mencapai 125 ekor saja per hari. ’’Bahkan, tidak jarang 120 ekor per hari,’’ ungkapnya.
Untuk keperluan konsumsi, kebanyakan pembeli memilih daging berharga murah.
Berbeda dengan pelaku usaha kecil dan menengah yang membeli daging untuk diolah lagi, mereka memilih memakai daging segar.
Menurut Muthowif, ketika jumlah sapi yang dipotong tiap hari terus menurun, RPH tidak bisa berbuat banyak.
’’RPH tidak paham kondisi dan alur distribusi sapi siap potong menjadi daging,’’ tukasnya. (res/c22/sof)
Redaktur & Reporter : Ragil