jpnn.com, JAKARTA - Merawat kulit dan penampilan fisik diyakini dapat berkontribusi secara signifikan pada citra diri yang positif di tempat kerja dan hubungan pribadi.
Menurut dr. Nataliani Mawardi betapa esensialnya mengikhtiarkan keseimbangan antara mental yang sehat dengan perawatan tubuh yang komprehensif.
BACA JUGA: Jakarta X Beauty 2023 Resmi Dibuka, Breylee Hadirkan Promo Menarik
Dia menjelaskan sangat penting positivitas dan perawatan kulit yang komprehensif dalam memupuk rasa percaya diri, serta pola pikir yang sehat dalam lingkungan profesional maupun sosial.
"Banyak pasien yang mencari bantuannya, karena merasa cemas atau bahkan takut terkait penampilan fisik mereka. Sebagian besar yang datang dengan anxiety ialah perempuan muda!" kata Nataliani dalam keterangannya, Kamis.
BACA JUGA: Pengaruh K-Beauty Tak Sekadar soal Industri dan Pasar, Masyarakat Harus Kritis
"Mereka merasa khawatir bahwa kekurangan tubuh atau wajah dapat menghambat kemampuan mereka menapaki jenjang karier dan berinteraksi secara percaya diri dengan atasan dan rekan kerja."
Dunia modern, kata dia, menempatkan penekanan besar pada penampilan yang seringkali menyebabkan individu mengalami apa yang disebut "beauty anxiety."
BACA JUGA: Thipank Skin, Solusi Perawatan Kulit Sehat dan Cerah dengan Harga Terjangkau
Fenomena itu umum terjadi di kalangan remaja yang takut ditolak oleh lingkungan sosial karena penampilan fisik, sehingga menyebabkan kurangnya penerimaan diri.
Nataliani percaya bahwa mengatasi kekhawatiran dan tantangan tersebut sangat penting untuk membentuk citra diri yang positif dan pandangan mental yang kuat.
Sementara itu, perawatan komprehensif yaitu upaya melakukan perawatan tubuh, terutama wajah dapat dilakukan dengan bantuan profesional dari praktisi estetika atau dokter kecantikan yang baik dan berpengalaman.
Pandangan itu didukung para psikolog yang menyatakan bahwa mempertahankan pandangan diri positif sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan mental seperti kecemasan.
Psikolog Universitas Indonesia, Dian Wisnuwardhani, M.Psi., menyampaikan beauty anxiety atau beragam mental health issue lainnya yang berhubungan dengan penampilan fisik biasanya timbul karena beberapa hal, seperti pengalaman trauma masa kecil.
Dian melanjutkan, seperti diledek atau diejek oleh teman sebaya, sehingga seseorang dapat mengalami body dissatisfaction dari lingkungan atau media sosial.
Dalam sejumlah kasus, hal itu terjadi pada perempuan muda yang tinggal di kota-kota besar di Indonesia di mana physical attractiveness dianggap hanya datang dari penampilan fisik.
"Nah, seperti dalam layanan estetika, ini juga perlu edukasi," imbuh Dian.
Dia memaparkan bahwa pada tahap awal kita bisa coba tumbuhkan positive affirmation dan gratitude atau bersyukur atas apa yang dimiliki pada diri seseorang sehingga dapat memiliki nilai-nilai positif atau self acceptance, sehingga menjadi seseorang yang memiliki self confidence.
"Bila positivitas sudah dimiliki oleh seseorang maka dengan mendapatkan perawatan estetika yang komprehensif, seeeorang dapat memaksimalkan penampilannya dengan baik dan proporsional," tutur Dian.
Dia menegaskan bahwa rutinitas perawatan kulit yang disesuaikan dengan dukungan dan panduan emosional yang personal, dapat memberikan dampak besar pada keyakinan diri seseorang dan pandangan hidup secara keseluruhan.
"Dengan mengatasi aspek fisik dan emosional, individu dapat merasakan peningkatan rasa percaya diri yang memengaruhi positivitas berbagai aspek kehidupan, baik dalam dunia profesional maupun interaksi sosial," tutur Dian. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsultasi Gratis dan Diskon Perawatan Kulit di ERHA Ultimate SkinXperience
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha