jpnn.com, JAKARTA - Pengamat sosial vokasi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati angkat bicara menanggapi aksi unjuk rasa dua kelompok massa yang berhadap-hadapan di Balai Kota, Jakarta, Selasa (14/1) kemarin.
Devie menilai secara sosial aksi unjuk rasa merupakan hal yang alamiah. Karena dalam sebuah kebijakan yang diambil seorang kepala daerah seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pasti ada pihak yang mendukung maupun menentang.
BACA JUGA: Novel Bamukmin Komentari Unjuk Rasa Desak Anies Baswedan Dilengserkan
"Demo itu berbahaya kalau berkepanjangan. Secara sosial orang akan terganggu, seperti di Hong Kong. Tetapi kalau tidak, ini hal biasa saja. Bahwa orang akan mempertahankan atau memberi dukungan/menolak sebuah kebijakan," ujar Devie kepada jpnn.com, ketika dihubungi Rabu (15/1).
Devie menilai aksi unjuk rasa jauh lebih baik daripada mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas di media sosial. Tidak baik bagi yang mengeluarkannya karena akan meninggalkan jejak yang buruk, bahkan bisa dituntut secara hukum.
BACA JUGA: Ketua Pospera: Muhammad Iksan Dibacok Usai Menggelar Aksi Unjuk Rasa
"Jadi, masyarakat memang harus diberi saluran, daripada kemudian letupan meluap dalam saluran yang tidak baik," ucapnya.
Secara khusus Devie menyarankan para pengambil kebijakan mau berdialog langsung dengan pengunjuk rasa. Hal ini penting, karena tidak tertutup kemungkinan ada hal-hal yang kurang tepat dari sebuah kebijakan.
BACA JUGA: Fahira Idris: Warga Juga Berhak Sampaikan Aspirasi Dukung Anies
“Kalau berdemo, saya kira akan sangat baik kalau bisa berdialog langsung. Jadi ada program katalis bagi orang yang menyampaikan pemikirannya. Bagi si pemimpin, saya kira ini juga bagus, karena bisa saja ada yang kurang tepat dari sebuah kebijakan,” ujar Devie.
“Kalau bisa dibuat jadwal sekalian. Misal, ini mau demo, langsung diajak ngobrol. Ini jam segini, kelompok lain jam sekian. Pada kesempatan itu mereka dibiarkan mengeluarkan uneg-uneg. Setelah selesai, ditampung aspirasi mereka, kemudian dibicarakan hal apa yang bisa didialogkan. Saya kira itu akan sangat indah,” katanya.
Devie meyakini apparat cukup terlatih dalam menghadapi aksi unjuk rasa. Namun, dia menilai tidak bisa semuanya diserahkan kepada aparat. Pihak-pihak yang menjadi sasaran unjuk rasa juga penting mengelola manajemen penyampaian pesan pengunjukrasa dengan baik.
Sebelumnya, dua kelompok pengunjukrasa menyampaikan aspirasi di depan Balai Kota, Jakarta, Selasa (14/1) kemarin. Masing-masing massa yang pro dan kontra dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penanganan banjir.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang