Saran Pengamat untuk Nadiem Makarim terkait Kurikulum Pendidikan

Jumat, 01 November 2019 – 06:56 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim disarankan merevisi kurikulum pendidikan dasar. Ilustrasi Foto: Sam/JPNN.com

jpnn.com, PURWOKERTO - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah pimpinan Nadiem Makarim perlu mengoptimalkan kurikulum pendidikan yang mendorong bakat peserta didik.

Saran tersebut disampaikan Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Slamet Rosyadi.

BACA JUGA: Terbit Perpres 72, Mendikbud Nadiem Makarim Boleh Punya 5 Staf Ahli

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan dapat mengoptimalkan standar kurikulum pendidikan yang mendorong pengembangan bakat peserta didik," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (31/10).

Slamet mengaku optimistis Mendikbud Nadiem Makarim akan membuat gebrakan baru dengan program-program yang mendorong pengembangan bakat dan minat siswa.

BACA JUGA: Anang Hermansyah Yakin Nadiem Makarim Bisa Urai Masalah Pendidikan

Dia juga menilai kurikulum pendidikan dasar yang ada pada saat ini perlu direvisi agar memiliki konten yang tidak terlalu berat. "Harapannya, ada revisi kurikulum yang tidak terlalu kognitif," katanya.

Nadiem Makarim, lanjutnya, juga harus meningkatkan penataan sistem birokrasi di Kemendikbud agar mampu mendukung inovasi pendidikan.

BACA JUGA: Pernyataan Ketum PB PGRI tentang Penunjukan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud

"Selain itu, sistem zonasi juga perlu diperkuat guna menutup peluang terjadinya kecurangan misalkan dikhawatirkan ada yang memanipulasi keterangan domisili," katanya.

Sementara, dosen sosiologi pendidikan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Nanang Martono mengatakan peningkatan kompetensi guru harus menjadi perhatian mendikbud.

Dia menjelaskan, problem mendasar dalam sektor pendidikan pada saat ini adalah masalah pendidikan karakter. "Pendidikan karakter menghadapi tantangan besar akibat ekspansi teknologi yang merombak kehidupan masyarakat khususnya siswa," katanya.

Nanang mengakui, perkembangan teknologi bukan berarti harus dihindari namun dijadikan tantangan untuk makin memajukan sektor pendidikan.

"Teknologi jangan dihindari. Namun sekolah harus mengubah teknologi sebagai teman yang aman dan nyaman. Inilah tantangan pendidikan pada era digital," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler