jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Fadli Zon menilai penyelesaian polemik akibat pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani terkait Sumatera Barat (Sumbar) dan Pancasila sebenarnya sangat sederhana.
Menurut Fadli, persoalan itu muncul dari sebuah pernyataan Puan tentang 'semoga Sumatra Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila' yang menimbulkan multi-interpretasi.
BACA JUGA: Bahas Omongan Puan, UAS Ulas Rumah Makan Padang dan Rangkiang
Oleh karena itu politikus Partai Gerindra tersebut menganggap penyelesaian polemik pernyataan Puan cukup melalui permintaan maaf.
“Saya kira penyelesaiannya sederhana, misalnya klarifikasi dan kalau ada yang tersinggung, dan cukup banyak yang tersinggung. Sebenarnya cukup minta maaf dan selesai,” kata Fadli dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) bertema Sumbar Belum Pancasilais? di TvOne, Selasa (8/9) malam.
BACA JUGA: UAS Sebut Masyarakat Minang Bisa Bikin Negara Sendiri, tetapi Pilih Ikut NKRI
Fadli menambahkan, langkah Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyampaikan klarifikasi dan pembelaan atas pernyataan Puan juga merupakan hal wajar.
Namun, kata Fadli, masalah itu muncul karena teks dari pernyataan Puan yang melahirkan interpretasi beragam, bahkan menimbulkan pro dan kontra.
BACA JUGA: Simak, Saran Sejarawan Terkenal kepada Fadli Zon terkait Omongan Uni Puan
Menurut Fadli, teks itu tidak cocok dan tak pas dilontarkan, apalagi dengan nuansa Pancasila.
Wakil ketua DPR periode 2014-2019 itu juga mencermati fenomena tentang Pancasila dijadikan alat untuk menyasar lawan politik dengan memberikan cap tidak Pancasilais. Menurut Fadli, Pancasila yang seharusnya dijadikan pemersatu, malah dipakai untuk alat segregasi.
“Ini, menurut saya, menjadi berbahaya. Pancasila seharusnya menjadi alat pemersatu dan ini sudah selesai dulu tidak perlu diulang-ulang lagi seolah-olah masih ada yang belum Pancasilais,” katanya.
Fadli menambahkan, Bung Karno tidak pernah mengklaim sebagai sosok yang melahirkan Pancasila. Sebab, kakek Puan Maharani itu justru mengaku sebagai salah satu penggali Pancasila.
“Maka Bung Karno tidak pernah mengatakan sayalah yang melahirkan Pancasila. Bung Karno mengatakan sebagai penggali, dan sebenarnya sebagai salah satu penggali pancasila,” katanya.
Pernyataan Fadli itu merujuk pada pidato-pidato di Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 29 Mei - 1 Juni 1945. Para founding fathers seperti Bung Karno, M Yamin dan Soepomo juga berpidato pada forum bersejarah tersebut.
“Jadi, Bung Karno menggali dari apa yang sudah ada nilai-nilainya itu di Nusantara. Bukan suatu inovasi baru, tetapi sudah ada di dalam tradisi masyarakat kita, beratus tahun bahkan beribu tahun karena peradaban kita sudah cukup panjang,” ulasnya Fadli Zon.(boy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Boy