Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna mengatakan bahwa 80 persen lahan pemakaman di Jakarta sudah penuh. Alhasil, lahan pemakaman di ibu kota harus "dibongkar pasang".
"Yang ada gonta ganti, bongkar isi. Nah, sekarang bagaimana Dinas Pemakaman bisa membeli lahan baru. Dan itu tidak ada cara lain, Pemrov. DKI Jakarta harus meningkatkan anggaran untuk RTH maupun lokasi pemakaman," kata Yayat saat dihubungi wartawan, Selasa (11/6).
Hanya saja, sambung Yayat, Pemprov DKI akan tetap kesulitan membeli lahan meski sudah mengantongi anggaran. Pasalnya, tanah kosong di tengah kota sudah sangat minim.
Kalaupun ada, harganya pun selangit. Menurut Yayat, saat ini harga tanah kuburan di pusat kota Jakarta mencapai Rp 5 juta per meter. "Mau tidak mau, ya di pinggiran kota saja," imbuhnya.
Yayat menambahkan, ada beberapa solusi bagi Pemprov DKI untuk mendapatkan lahan pemakaman di tengah kota. Pertama, pemerintahan Jokowi-Ahok bisa memaksa perusahaan pengembang properti untuk menyediakan lahan pemakaman. Pasalnya, beberapa properti di Jakarta ada yang mencaplok tanah kuburan.
"Seperti di dekat Casablanca arah Epicentrum itu, dulu ada lahan untuk pemakaman tapi dijadikan jalan masuk. Itu harusnya diganti oleh pengembang, untuk tambah lahan," tegas Yayat.
Solusi lainnya, Dinas Pemakaman DKI bisa mendorong masyarakat atau yayasan untuk mengikuti program tanah wakaf. Yayat menandaskan, tanah yang diwakafkan tersebut bisa dipergunakan untuk lahan pemakaman.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lelang 359 Jabatan Kepala Puskemas
Redaktur : Tim Redaksi