jpnn.com, JAKARTA - Ahli gizi mengungkap rahasia penting sarapan tak terburu-buru.
Menurut Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof Hardinsyah, makan pagi berperan penting agar tubuh punya energi untuk beraktivitas.
BACA JUGA: Saran Psikolog agar Fisik dan Mental Sehat, Sederhana Banget
Karena itu, penting untuk menyempatkan waktu khusus dengan cara bangun pagi agar sarapan tidak terburu-buru.
"Sarapan buru-buru akan mengganggu irama sirkadian," ujar Prof Hardinsyah dalam bincang-bincang daring.
BACA JUGA: Penting! Bagi yang Menggunakan Gawai Setiap Hari agar Lengan tak Nyeri
Dia menjelaskan, tubuh punya 'master clock' yang mengatur irama sirkadian, yakni pola perubahan biokimia, mental, fisik dan perilaku mengikuti siklus 24 jam.
Makan pagi terburu-buru tidak baik ketika tubuh belum siap, sebab organ pencernaan yang belum pemanasan dipaksa untuk bekerja keras.
BACA JUGA: Perokok Lebih Rentan Terjangkiti COVID-19, Percaya Enggak?
Maka, dia menyarankan untuk mengatur waktu sarapan dengan cara bangun pagi.
Selain itu, dia menegaskan pentingnya memperhatikan asupan saat sarapan, sebagai fondasi gizi di pagi hari.
Pada pagi hari, insulin dalam tubuh mulai aktif sehingga makanan yang disantap saat sarapan cepat diubah menjadi bahan bakar tubuh.
Manfaat sarapan bukan sekadar sumber energi, sebab orang yang tidak sarapan bisa mengalami gangguan kesehatan dalam jangka panjang.
Berdasarkan penelitian, risiko kegemukan justru meningkat ketika seseorang tidak sarapan lebih dari tiga kali dalam sepekan.
Sarapan bergizi harus dibarengi dengan tidur malam yang cukup agar seseorang bisa menikmati pagi hari semaksimal mungkin.
Pola hidup sehat bisa tercipta bila seseorang bisa mengikuti irama sirkadian, seperti tidur selama 7-9 jam pada malam hari.
Ketika tidur terganggu, ada kalanya orang tidak bernafsu makan saat pagi karena menyantap makan malam terlalu larut.
Sebaliknya, ada juga yang merasa sangat lapar sehingga makan terlalu banyak. Keduanya bisa mengganggu irama sirkadian dan menghambat aktivitas.
"Kita dapat menikmati pagi bila tidur cukup dan nyaman. Tidur tidak cukup dan nyaman berisiko penyakit," kata dia.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang