Sarasehan di Uniku, Budi Muliawan: Mahasiswa Harus Mempersiapkan Diri Sebagai Calon Pemimpin

Minggu, 17 Juli 2022 – 16:05 WIB
Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Sekretariat Jenderal MPR Budi Muliawan, SH, MH, dalam Sarasehan Kehumasan MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan di Gedung Student Center Iman Hidayat Universitas Kuningan (Uniku), Jawa Barat, Kamis (14/7). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Sekretariat Jenderal MPR Budi Muliawan, SH, MH, mengatakan para mahasiswa harus mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin bangsa. Sebab, estafet kepemimpinan di setiap tingkatan baik nasional maupun daerah, akan diserahkan kepada para pemuda dan mahasiswa sebagai penerus bangsa.

“Mahasiswa itu dipersiapkan menjadi calon pemimpin bangsa sehingga mempunyai tanggung jawab, tugas, dan peran menjadi pemimpin. Peran perguruan tinggi melalui Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat sebenarnya ikut mempersiapkan mahasiswa menjadi calon pemimpin bangsa,” kata Budi Muliawan dalam Sarasehan Kehumasan MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan di Gedung Student Center Iman Hidayat Universitas Kuningan (Uniku), Jawa Barat, Kamis (14/7). 

BACA JUGA: Pimpinan MPR dan Presiden Jokowi Duduk Berhadapan Bahas Agenda Penting

Dialog Sarasehan Kehumasan MPR RI bertema “Peran Mahasiswa dalam Mengisi Kemerdekaan” juga menghadirkan narasumber Rektor Uniku Dr. H. Dikdik Harjadi SE, MSi.

Menurut Budi Muliawan, mahasiswa harus memiliki kebanggaan dengan atribut sebagai mahasiswa. 

BACA JUGA: Catatan Ketua MPR: Perubahan Iklim dan PPHN untuk Ketahanan Pangan

Sebab, mahasiswa dan pemuda berperan penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. 

Pada 1908, berdiri organisasi pergerakan Boedi Oetomo yang didirikan mahasiswa dari Stovia. 

BACA JUGA: MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan, Budi Muliawan: Mahasiswa Harus Siap Menghadapi Era Disrupsi

Kemudian, pada 1928, lahir Sumpah Pemuda yang juga dimotori para pemuda dan mahasiswa. 

Pada 1945, para pemuda juga berperan dalam mendorong proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Perubahan struktur politik pada 1966 juga karena gerakan mahasiswa. 

Kemudian, gerakan mahasiswa berperan penting pada awal era Reformasi 1998. 

“Jadi, mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia,” katanya. 

Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Sekretariat Jenderal MPR Budi Muliawan, SH, MH, dalam Sarasehan Kehumasan MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan di Gedung Student Center Iman Hidayat Universitas Kuningan (Uniku), Jawa Barat, Kamis (14/7). Foto: Humas MPR RI.

Oleh karena itu, lanjut dia, mahasiswa harus memiliki kebanggaan karena semua orang mempunyai kesempatan mendapatkan pendidikan di peruguruan tinggi. “Kami hadir di sini untuk mengingatkan dan me-refresh peran mahasiswa,” imbuh alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, ini.

Budi Muliawan mengungkapkan fungsi dan peran mahasiswa di masyarakat adalah sebagai agent of change, moral force, iron stock, dan guardian of value. 

Dari peran tersebut, katanya, mahasiswa harus mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin bangsa. “Sebab, estafet kepemimpinan nasional di setiap tingkatan baik kepemimpinan nasional mupun di daerah, pada Indonesia Emas tahun 2045 akan diisi oleh para mahasiswa saat ini sebagai penerus bangsa,” katanya. 

Indonesia Emas atau seratus tahun Indonesia merdeka jatuh pada 2045. Usia mahasiswa saat ini sekitar 18-23 tahun. Pada 2045, mereka akan berusia 41-46 tahun. 

“Usia ini adalah usia emas atau usia produktif. Seorang yang berusia 40 tahun bisa dikatakan matang. Pada usia itulah mereka menjadi pemimpin bangsa dan negara,” katanya.

Di setiap era, lanjut Budi Muliawan, mahasiswa memiliki tantangan tersendiri. Begitu pula pada era disrupsi saat ini. Era disrupsi ini ditandai dengan berkembangnya kecerdasan buatan (artificial intelligence), teknologi nano, dan rekyasa genetika.  

“Bagaimana beradaptasi dengan era disrupsi ini? Pertama, harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kedua, melakukan transformasi digital, dan ketiga kita tidak berhenti untuk melakukan inovasi. Akan tetapi, paling utama adalah bagaimana mahasiswa mempersiapkan diri meneruskan tongkat estafet kepemimpinan,” pungkasnya. 

Sementara itu Rektor Uniku Dikdik Harjadi mengungkapkan beberapa poin peran mahasiswa dalam mengisi kemerdekaan. 

Pertama, peran pengabdian pada dengan terlibat dalam kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat. 

“Ini merupakan salah satu cara yang kini banyak dilakukan pemuda dan mahasiswa,” katanya.

Kedua, peran mahasiswa dalam mendukung perkembangan praoduk dalam negeri. 

“Jika generasi muda bangga dengan produk dalam negeri, maka akan mendukung perkembangan brand tersebut bahkan bisa mendorong agar dikenal oleh masyarakat dunia,” ujarnya.

Peran ketiga, lanjut Dikdik, adalah terlibat dalam memajukan sektor pendidikan. 

Keempat, mahasiswa bisa berperan mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia. 

Kelima, mahasiswa berperan dalam mengisi kemerdekaan dengan saling menghormati dan berbagi. 

“Jika perbedaan dalam masyarakat tidak disikapi dengan rasa saling menghomati, maka tidak akan terjadi kemerdekaan yang sepenuhnya,” pungkasnya. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler