Sarden Bercacing Itu Ternyata Diimpor dari Tiongkok

Jumat, 23 Maret 2018 – 03:30 WIB
Petugas BPOM Kepri meneliti sampel produk sarden di salah satu distributor yang berada di kompleks Refindo, Batuampar, Rabu (21/3). F. Cecep Mulyana/Batam Pos

jpnn.com, BATAM - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam langsung mengikuti langkah BPOM Kepri, juga menarik produk sarden merek HOKI dan Farmer Jack dari beberapa pusat perbelanjaan di Batam, Kepulauan Riau.

"Jumlah pastinya belum kami hitung," kata Kepala Disperindag Batam, Zarefriadi, Kamis (22/3).

BACA JUGA: BPOM Kepri Tarik Ratusan Ribu Kaleng Sarden Bercacing

Zaref menyebutkan sarden yang terindikasi mengandung cacing gilig ini merupakan produk yang diimpor dari Tiongkok. Setelah menarik ratusan kaleng sarden itu, Zaref mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai POM Kepri.

"Biasanya dimusnahkan, nanti kami koordinasi dulu. Yang jelas ini perlu penanganan cepat," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (BPM-PTSP) Batam, Gustian Riau, mengungkapkan tengah mengecek kelengkapan perizinan perusahaan importir yang mendatangkan sarden terindikasi cacing gilig.

"Tim tengah berada di kantor distributor," kata dia.

Razia sarden mengandung cacing juga digelar di Bintan. Selain menarik sarden kalengan dari toko, petugas yang tergabung dalam Tim Satgas Pangan Kabupaten Bintan juga mengecek langsung isi kaleng sarden terlarang tersebut. Hasilnya, memang terdapat sejumlah cacing di dalam kaleng sarden.

Seorang warga, Ani, mengaku senang dengan adanya pemeriksaan terhadap makanan dan minuman yang beredar di masyarakat. Khususnya untuk makanan kaleng impor.

Di Natuna, Dinas Perindag dan Dinas Kesehatan Pemkab Natuna didampingi Satpol PP juga turun tangan, Kamis (22/3). Namun mereka baru sebatas memberikan imbauan kepada para pedagang untuk tidak menjual sarden kalengan merek Farmer Jack, OI Mackerel, dan HOKI.

Pantauan Batam Pos, sebagian besar pedagang di Ranai, Natuna, hanya menjual sarden merek Farmer Jack. Sarden tersebut sangat laku karena harganya jauh lebih murah dibandingkan merek lain.

Kasi Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan Natuna, Desy Arianti, menyatakan petugas hanya sebatas memberikan imbauan kepada pihak pedagang agar tidak menjual produk sarden yang dilarang BPOM. Untuk penarikan langsung, pihaknya tak punya kewenangan.

Sementara di Batam, hingga Kamis (22/3) kemarin masih banyak toko dan minimarket yang menjual sarden merek Farmer Jack, IO, dan HOKI. Para pedagang mengaku tidak tahu jika ketiga merek sarden tersebut dilarang edar.

"Kata siapa sarden ini berbahaya untuk dimakan. Buktinya masih saja laku kok," ujar salah satu pemilik toko kelontong di kawasan Jodoh, Murni, Kamis (22/3) siang.

Bahkan sebuah swalayan ternama di kawasan Nagoya-Jodoh pun masih ada yang memajang menjual sarden merek IO. Agar tak mencolok, sarden tersebut ditempatkan di rak terbawah, ditumpuk dengan sarden produk nasional.(ska/yui/met/arn/gas/rng)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler