jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Sarifuddin Sudding ikut menanggapi insiden baku tembak polisi di rumah milik Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) sekitar pukul 17.00 WIB.
Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E.
BACA JUGA: 5 Kejanggalan Baku Tembak Dipicu Kejadian di Kamar Istri Ferdy Sambo, Janggalnya Ampun-Ampunan
Sarifuddin mengatakan, Bharada E dan istri Irjen Ferdy Sambo harus mendapatkan perlindungan hukum.
"Istri Kadiv Propam merupakan korban dugaan tindak kekerasan seksual dan Bharada E adalah orang yang melindungi korban, keduanya harus mendapatkan perlindungan hukum," kata Sudding di Jakarta, Selasa (12/7).
BACA JUGA: Baku Tembak Jarak Dekat seusai Istri Ferdy Sambo Teriak, Ayah Brigadir J Heran
Berdasarkan penjelasan pihak kepolisian, istri Ferdy Sambo diduga mendapatkan pelecehan dan ancaman oleh Brigadir J dengan cara menodongkan pistol.
Bharada E yang mendengar teriakan minta istri Ferdy Sambo. Bharada E yang ingin menolong, justru mendapatkan tembakan dari Brigadir J.
BACA JUGA: Inilah 2 Kata dari Mulut Brigadir Yosua saat Istri Irjen Ferdy Sambo Bereaksi, Ya Ampun
"Berdasarkan keterangan Kepolisian tersebut, Bharada E hendak melindungi dan menolong istri Kadiv Propam. Namun, justru mendapatkan tembakan senjata dari Brigadir J," ujar Sarifuddin Suding.
Politikus asal Sulawesi Selatan itu menilai tindakan patriot Bharada E yang berusaha melindungi istri Ferdy Sambo yang menjadi korban dugaan pelecehan patut mendapat apresiasi dan penghargaan.
Pria kelahiran 6 Agustus 1966 itu berpendapat, tindakan Bharada E yang membalas menembak Brigadir J untuk membela diri dan melindungi korban dugaan pelecehan seksual.
"Tindakan Bharada E yang terlibat baku tembak dengan Brigadir J karena terjadinya tindakan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam, Inspektur Jenderal Polisi Ferdy Sambo. Oleh karena itu, Bharada E dan istri Kadiv Propam harus dilindungi," katanya.
Sudding mengapresiasi Polri dalam menangani kasus baku tembak antaranggota Polri di rumah dinas Kadi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Politikus PAN itu menilai, langkah penanganan kasus oleh Polri itu sudah transparan, akuntabel, dan objektif karena kronologi kasusnya telah diungkap ke publik.
Dikatakan, tim gabungan yang dibentuk Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo akan memperkuat penanganan kasus tersebut agar lebih objektif, transparan, dan akuntabel.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika istri Irjen Ferdy Sambo, Putri, sedang berbaring di kamarnya karena lelah setelah pulang dari luar kota.
"Nah, pada saat itu, tidak diketahui oleh orang lain, tiba-tiba Brigadir J (Yosua) masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap ibu (istri Irjen Ferdy Sambo, red)," ujarnya di Mapolres Jakarta Selatan, Selasa (12/7).
Namun, Kombes Budhi tidak menjelaskan detail bentuk pelecehan seperti apa yang diduga dilakukan Brigadir Yosua terhadap Putri.
Dia hanya mengatakan, saat itu Putri langsung terbangun karena kaget dan menegur Brigadir Yosua alias Brigadir J.
"Saudara J membalas, 'diam kamu!', sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang dan menodongkan ke ibu kadiv (Putri, red)," tutur Budhi.
Sontak, kata Budhi, Putri berteriak minta pertolongan kepada personel polisi lain yang memang berada di rumah itu.
"Di situlah saudara J panik, apalagi mendengar ada suara langkah orang berlari yang mendekat ke arah suara permintaan tolong tersebut," lanjut Budhi.
Suara langkah kaki tersebut berasal dari Bharada E yang bergegas ke arah sumber suara teriakan minta tolong dari lantai dua rumah milik Irjen Ferdy Sambo.
"Kebetulan saudara RE (Bharada E) berada di lantai dua rumah tersebut, bersama dengan saksi K. Baru separuh tangga, RE kemudian melihat saudara J keluar dari kamar tersebut dan menanyakan ada apa. Bukan dijawab, tetapi dilakukan dengan penembakan," tutur Budhi.
Tembakan Brigadir J ke arah Bharada E meleset dan hanya mengenai tembok rumah. Bharada E berlindung di tangga.
"Karena saudara RE juga dibekali senjata, dia kemudian mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah ini kemudian terjadi baku tembak," ucap Budhi.
Brigadir J, personel Brimob asal Jambi, tewas terkena tembakan. (antara/sam/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu