jpnn.com, JAKARTA - Sate merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang terbuat dari daging yang dipotong kecil dan ditusukkan ke bambu kecil, kemudian dibakar di atas arang.
Modifikasi sate kini tak selalu dibuat dari daging, tetapi telur puyuh, kerang, tempe ataupun buah-buahan yang dijadikan sebagai hidangan penutup.
BACA JUGA: Nasi Goreng dan Sate Ayam Laris Manis di Rusia
Penikmat sate juga tidak hanya di Indonesia ataupun Asia, namun di berbagai belahan dunia.
Sate juga sudah melekat di Belanda karena ikatan historis. Di sana, hampir seluruh supermarket menjual bahan untuk membuat makanan tersebut.
BACA JUGA: Nasi Goreng dan Sate Ayam Makin Ngehits Gara-gara Obama
Mulai dari bumbunya hingga alat pelengkap membuat sate. Semua dikemas secara rapi dengan beragam merek, rasa dan harga.
Popularitas sate itulah yang menjadi inspirasi sebuah kapal pesiar untuk menyajikan menu tersebut sambil menikmati hangatnya musim semi di Belanda.
BACA JUGA: Sate Ayam Bakal Makin Akrab di Lidah Warga Swiss
Ajang yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19 itu akan digelar di atas kapal di Belanda pada 4 September 2021. Pengunjung nantinya akan diajak berkeliling sungai besar Het Ij sambil menikmati hidangan sate.
Wisata kuliner yang bertajuk 'Sate Cruise Party Amsterdam' itu akan memperkenalkan cita rasa kuliner Indonesia ke masyarakat Eropa melalui keanekaragaman sate dan makanan lainnya.
"Kami berharap ajang ini dapat menjadi obat pelipur rindu terhadap kuliner Indonesia setelah sekian lama tertahan di rumah karena pandemi," kata Wahyu Heri Sasmito dari MITOS Events I Medisa sebagai inisiator acara tersebut dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/6).
Bapak dua anak itu mengataka, ajang tersebut juga menjadi ajang unjuk gigi para seniman Indonesia yang tinggal di Belanda.
“Rencananya sambil menyisir sungai dan menikmati kuliner sate, para tamu yang hadir akan mendapatkan sajian hiburan musik dan tarian dari seniman-seniman Indonesia," jelasnya.
Menurut dia, pihak penyelenggara akan menerapkan protokol kesehatan sesuai peraturan pemerintah setempat demi kenyamanan para pengunjung.
"Setiap peserta yang hadir diwajibkan melakukan PCR 40 jam sebelum mengikuti acara ini, atau melakukan vaksin enam bulan belakangan," ujarnya.
Heri berharap kegiatan tersebut bisa menjadi ajang promosi wisata dan kuliner Indonesia di dunia internasional dari atas kapal Moby King. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh